APTI Gelar Rapimnas, Petani Bersatu untuk Indonesia Maju

APTI saat menggelar Rapimnas dengan mengusung tema “Petani Bersatu, Indonesia Maju” di Hotel Kesambi Hijau, Semarang selama dua hari tanggal 27-28 Juni 2022 kemarin. Foto: rizal ifan chanaris.

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM – Setelah dua tahun tertunda akibat pandemi Covid-19, Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) kembali menggelar Rapimnas dengan mengusung tema “Petani Bersatu, Indonesia Maju” di Hotel Kesambi Hijau, Semarang selama dua hari sejak tanggal 27-28 Juni 2022.

Acara sendiri dihadiri oleh berbagai pihak mulai anggota asosiasi hingga perwakilan dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, hingga Kementerian Keuangan.

Ketua Umum APTI, Agus Parmudji mengungkapkan, dalam Rapimnas tersebut dibahas masalah para petani tembakau yang terkendala masalah musim yang tidak menentu serta perubahan harga hasil panenan. Belum lagi regulasi yang dianggap tak berpihak.

Mulai belum diaturnya regulasi kran impor tembakau, rencana revisi PP 109 tahun 2019 yang belum memperoleh kepastian, hingga kenaikan cukai yang terus terjadi setiap tahun yang dianggap sebagai momok dan berefek domino negatif bagi kalangan petani.

“Rapimnas ini kami lakukan lagi untuk menghasilkan dokumen kesepakatan strategis dari asosiasi petani untuk diusulkan kepada pemerintah pusat dalam waktu dekat karena ini menyangkut nasib dan perut 6 juta orang petani dan buruh tembakau di Indonesia,” jelasnya, Kamis (30/6/2022).

Terdapat beberapa rumusan yang disepakati dalam Rapimnas kali ini. Menurut Agus, rumusan itu akan diajukan sebagai bentuk rekomendasi jangka pendek kepada pemerintah pusat.

Yakni mendorong pemerintah untuk mempercepat pengaturan importasi tembakau, mendesak pemerintah menerbitkan perlindungan tentang tata niaga pertembakauan nasional, meminta 50 persen hasil DBHCHT yang kembali ke daerah dapat difungsikan untuk meningkatkan bahan baku, menolak revisi PP nomor 109 tahun 2012, dan menolak kenaikan cukai pada tahun 2023 mendatang.

“Serta kami meminta agar seluruh petani dan pekerja di industri tembakau agar dapat bergotong-royong mendukung pemimpin atau presiden yang pro terhadap nasib pertembakauan. Karena jika tidak paham tentang pertembakauan saya rasa sulit untuk membantu mewujudkan cita-cita petani tembakau. Apalagi ini sudah mendekati Pilpres 2024, asosiasi harus siap menyongsong pemimpin negara yang paham persis tentang nasib petani dan seluk beluk pertembakauan nasional agar aspirasi kami dapat terserap secara tepat,” pungkasnya. (riz)