KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM – Menjadi sebuah kebanggaan tersendiri, Kabid Pengelola Penerangan Jalan Umum dan Pemakaman, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang, Yetty Setyaningsih didapuk jadi juri Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Jawa Tengah.
Ketua Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI) Jawa Tengah itu diamanati sebagai juri lomba lanskap dan gardening dari peserta SMK se-Jawa Tengah, Senin (23/5) hingga Rabu (25/5).
“Lanskap dan gardening setiap tahunnya selalu masuk bagian LKS. Termasuk di Jawa Tengah ini. Nantinya SMK yang menang akan mewakili Jawa Tengah untuk mengikuti lomba tingkat nasional,” kata Yetty, kemarin.
Dia menjelaskan bahwa perlombaan ini digelar untuk yang ke-30 kalinya. Hal ini membuktikan keseriusan pemerintah dalam mencetak generasi-generasi berwawasan luas tentang lanskap, arsitek, penataan, dan pertamanan.
“Khusus sub lomba Lanskap dan Gardening perlombaan digelar secara berjenjang. Jika berhasil di tingkat nasional maka otomatis akan mengikuti kompetisi tingkat internasional di Shanghai, Tiongkok,” ujarnya.
Mengingat pentingnya substansi lomba ini, Yetty mengaku sangat detail dalam memberikan penilaian kepada para peserta. Bahkan, kekurangan sedikit saja, bisa berakibat turunnya poin masing-masing peserta.
“Lomba ini dikhususkan bagi SMK yang ada bidang lanskap. Sayangnya Kota Magelang tidak ada. Padahal di sini banyak arsitek-arsitek yang punya potensi untuk bersaing,” jelasnya.
Yetty menyebut ada 10 SMK se-Jawa Tengah yang berlomba. Yetty ditemani dua juri lainnya yang turut memberikan nilai dan mengawasi langsung karya siswa secara daring.
“Ke-10 SMK ini sebelumnya sudah juara di tingkat kabupaten/kota sehingga mengikuti kompetisi lanjutan di tingkat Jawa Tengah,” terangnya.
Untuk menjadi juri lomba lanskap, kata Yetty, banyak hal yang harus dipenuhi. Seorang juri lanskap, lanjutnya, harus memiliki sertifikat khusus dan berpengalaman minimal 7 tahun.
“Sertifikat minimal madya. Ini yang kedua saya menjadi juri. Saya berusaha menilai seobjektif dan seprofesional mungkin,” imbuhnya.
Kriteria penilaian, kata dia, meliputi bentuk taman, teknis kemampuan membaca desain, membuat taman sederhana, pola kerja team work, kebersihan, hingga estetika, dan lain sebagainya. (wid)