TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM – Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) pembatik di Temanggung, Lembaga Sertifikasi Profesi Batik melakukan sertifikasi bagi pembatik cap di Kabupaten Temanggung, di Desa Gandulan Kecamatan Kaloran, Minggu (10/10).
Rahayu Sulistyowati Penanggung Jawa Sertifikasi Kompetensi SDM Batik mengatakan sertifikasi pembatik cap ini diikuti oleh 40 pembatik dari berbagai penjuru Temanggung. Mereka akan mengikuti tahapan demi tahapan pada pelaksanaan sertifikasi.
“Sertifikasi kali ini memang khusus untuk skema tukang cap,” jelasnya.
Dijelaskan ada empat skema sertifikasi kompetensi batik, yakni pembatik tulis, tukang cap, tukang gambar dan tukang pencelupan pewarna sintetis. Untuk Temanggung kali ini mengambil skema untuk tukang cap.
Ia menuturkan kebetulan Lembaga Sertifikasi Profesi Batik baru ada satu di Indonesia yang berkedudukan di Semarang.
“Tahun ini kami melakukan sertifikasi sebanyak 625 orang se-Indonesia. Karena situasinya masih seperti ini, banyak daerah yang belum siap kaitannya dengan pandemi COVID-19,” kata Rahayu yang juga Manajer Pemasaran Lembaga Sertifikasi Profesi Batik.
Dari sini nanti diharapkan adanya suatu pengakuan yang tidak hanya dari Temanggung tetapi secara nasional maupun internasional, karena sertifikat ini berlaku internasional.
“Kami hanya sebagai pelaksana, sedangkan yang menerbitkan sertifikat adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP),” katanya.
Batik sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia adalah kekayaan yang patut dijaga, terutama tidak sekadar produk batik, namun juga SDM batik.
Lembaga Sertifikasi Profesi Batik hadir di Indonesia dengan tujuan untuk memastikan dan memelihara kompetensi SDM batik melalui sertifikasi kompetensi.
Peserta sertifikasi kompetensi SDM Batik warga Kranggan, Temanggung, Erina menyambut gembira dengan penyelenggaraan sertifikasi ini karena tidak semua orang bisa memberikan ilmunya tanpa mereka memiliki dasar yang kompeten.
“Untuk bisa mengajar atau memberikan pelatihan harus mempunyai sertifikat mengajar, tidak hanya di batik tetapi di semua bidang harus bersertifikasi. Hal itu menandakan sesorang sudah kompeten, dinyatakan siap serta memiliki kemampuan untuk memberikan pelatihan atau membuat produk,” katanya.
Ke depan ia berharap, program seperti ini bisa terus berlanjut, sehingga semua pembatik di Temanggung bisa semakin meningkat kualitasnya. (set)