KABUPATEN MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM – Erupsi Gunung Merapi yang masih saja terjadi hingga saat ini. Bahkan dalam Minggu-minggu ini terjadi guguran lava pijar dan awan panas dengan jarak luncur maksimal 3,5 kilometer. Hal tersebut tentunya menyebabkan beberapa wilayah di sekitar Gunung Merapi sempat mengalami hujan abu dan mempengaruhi sektor pertanian.
Salah satu petani tembakau, Pardi, warga Desa Ketep Sawangan mengatakan, untuk wilayah Desa Ketep mengalami hujan abu vulkanik cenderung lebih tebal dibandingkan dengan wilayah Desa Banyuroto yang berada disebelah timur Desa Ketep. Dengan sempat adanya turun hujan air, menurut Pardi hujan air membantu mengurangi atau menghilangkan debu abu vulkanik di daun tembakau dan tanaman lainnya.
“Untungnya masih ada hujan air, meskipun sudah memasuki musim Kemarau. Hujan air bisa mengurangi abu vulkanik di daun tanaman,” papar Pardi, Kamis (19/8/2021).
Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Romza Ernawan menjelaskan, peristiwa erupsi Gunung Merapi pada tanggal 8 dan 16 Agustus 2021 menyebabkan terjadinya hujan abu di beberapa wilayah lereng Merapi seperti Kecamatan Dukun dan Kecamatan Sawangan. Menurutnya hal itu berdampak pada komoditas pertanian khususnya perkebunan dan holtikultura.
“Yang banyak terdampak adalah komoditas tembakau, cabai dan bunga kol,” ucap Romza.
Khusus untuk komoditas tembakau, dirinya mengatakan kebetulan masa sekarang ini di daerah lereng Merapi usia tembakau masuk dalam kategori tua dan siap panen. Sehingga ketika tanaman tembakau tersebut terkena abu vulkanik maka akan menurunkan mutu tembakau.
“Karena daun tembakau itu mengandung nikotin, sehingga abu vulkanik uang menempel akan menjadi lengket dan susah hilang,” terang Romza.
Ketika kualitas tembakau menurun akibat abu vulkanik secara otomatis menurutnya akan menurunkan harga jual. Dan hal tersebut tentunya akan membuat pendapatan petani tembakau juga menurun.
Sementara untuk komoditas cabai menurut Romza masih relatif aman. Petani cabai cukup menggoyangkan pohonnya maka abu vulkanik yang menempel pada cabai akan hilang.
“Untuk bunga kol yang sudah mekar dan siap panen, petani mengatasinya dengan cara mencuci dan menyemprotnya,” jelas Romza.
Namun menurut informasi yang Ia terima jika di beberapa wilayah Kecamatan Dukun dan Sawangan pada (18/8/2021) sore dan malam terjadi hujan yang cukup lebat sehingga dapat mengurangi kadar abu yang menempel pada tanaman tersebut.
“Kami minta kepada masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai petani di wilayah Dukun dan Sawangan jika tanamannya sudah layak dilakukan pemanenan maka ada baiknya segera dipanen untuk mengurangi potensi kerugian akibat abu Merapi,” pungkasnya.(cha)