ARAB SAUDI, MAGELANGEKSPRES.COM – Insiden mati listrik terjadi di terowongan Mina, Arab Saudi, pada Minggu 10 Juli 2022.
Insiden mati listrik saat puncak haji ini berlokasi di arah lantai 3 Jamarat, yang terjadi selama 30 menit.
Menanggapi hal ini, Wakasatops Masyair 3, Harun Al Rasyid berikan keterangan lengkap.
Menurutnya insiden mati listrik di terowongan Mina itu terjadi pada pukul 05.15 hingga pukul 06.10 waktu Arab Saudi (WAS).
“Hal itu karena korsleting arus pendek,” ungkap Harun kepada Media Center Haji (MCH) di Mina, dilansir dari PMJ NEWS.
Masih dari keterangan Harun, tanda-tanda listrik padam di terowongan Mina sudah terjadi pada malam hari. Lampu depan terowongan kadang-kadang mati dan hidup.
“Kemudian tadi pagi abis subuh jemaah ke Jamarat lewat terowongan itu terjadi mati lampu dan Alhamdulillah tidak lama 30 menit saja diatasi oleh pihak Arab Saudi dan Alhamdulillah sekarang normal lagi,” ungkap Harun.
Beuntung, insiden mati listrik di terowongan Mina tak memakan korban jemaah haji, bisa dipastikan nasib jemaah haji dari Tanah Air juga aman.
“Tidak ada, tidak terjadi, Alhamdulillah teratasi dengan baik sekarang sudah lancar dan normal,” pungkas Harun.
Perlu diketahui, pemasukan dana dari penyelenggaraan Haji dan Umrah pun terbilang cukup sangat besar untuk Arab Saudi.
Dilansir dari sejumlah media, Arab berhasil memperoleh pendapatan sebesar 20 miliar dolar AS atau Rp300 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS) dari turis pada 2018 dari penyelenggaraan ibadah tersebut.
Pada tahun ini saja, pendapatan Arab Saudi dari haji diperkirakan bisa mencapai 30 miliar dolar AS atau Rp450 triliun per tahun.
Bahkan, imbas dari ibadah tersebut juga bisa menciptakan 100 ribu lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat pada 2022 ini.
Arab Saudi diperkirakan bisa menarik 21 juta jamaah setiap tahunnya. Jumlah jamaah ini berasal dari perjalanan haji 10 hari dan umrah.
Meski saat pandemi covid-19 jumlah turis yang datang ke Mekah turun drastis, tapi sekarang naik tajam.
Dengan peningkatan itu, pemerintah Arab Saudi menargetkan pada 2030 mendatang bisa mendatangkan 30 juta jamaah haji dan umrah.
Namun sejumlah analis menilai, target Arab Saudi untuk mendatangkan 30 juta jamaah pada 2030 terlalu ambisius. (dis)