Kampung Tangguh Kota Magelang
KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM – PERAN dan kerja sama dari seluruh masyarakat dalam menanggulangi Covid-19 dinilai sangat penting saat ini. Oleh karena itu, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 mendapat sambutan positif.
Salah satunya, masyarakat Kampung Kupatan, Kelurahan Kedungsari, Magelang Utara. Masyarakat di sana rupanya telah menerapkan PPKM tingkat RT sejak awal pandemi Covid-19 setahun yang lalu.
”Awalnya kami membentuk penguatan penanganan Covid-19 di Kupatan, dengan mendirikan posko Covid-19. Itu dilakukan di awal pandemi. Sekarang kita tinggal melanjutkan, karena pada dasarnya upaya ini sudah kami tempuh sejak awal,” kata Ketua RW 09, Kedungsari, Sunarto, kemarin.
Ia menjelaskan, eksistensi Satgas Jogo Tonggo dan Kampung Tangguh di Kupatan masih begitu kompak. Posko Covid-19 juga masih menunaikan perannya untuk selalu berkoordinasi, memantau, mengawasi penanganan Covid-19 di tingkat mikro dan lokal lingkungan.
”Di samping itu kami senantiasa melakukan pendekatan kepada anak-anak muda di Kupatan, sehingga semua kalangan, dari pemuda, remaja, sampai orangtua saling kerja sama membentuk program Jogo Tonggo dan Kampung Tangguh,” ujarnya.
Mereka yang terlibat dalam Satgas Jogo Tonggo tidak pernah bosan mengedukasi warga agar selalu memperhatikan protokol kesehatan. Lebih dari itu, aksi-aksi nyata dan kepedulian terhadap sesama, terus dipraktikkan.
”Kami juga mendata warga yang menjadi prioritas program vaksinasi. Kami bekerja sama dengan Puskesmas Magelang Utara, untuk mempercepat vaksinasi,” jelasnya.
Menurutnya, Satgas Jogo Tonggo RW 09 Kedungsari juga aktif berkonsultasi dengan Puskesmas Magelang Utara. Mereka berpartisipasi melaporkan warga yang punya gejala Covid-19, mengantarkan pasien yang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit rujukan, memberikan bantuan sembako, memberikan vitamin, dan pengawasan langsung terhadap masyarakat yang sedang melakukan isolasi mandiri.
”Jika ada warga di sini yang terpapar, warga langsung bergerak, memberikan pendampingan dan kepedulian. Bagaimana ikhtiar kita supaya yang bersangkutan tidak stress. Pokoknya, kita men-support warga yang terpapar,” terangnya.
Menurutnya, dengan kepedulian, maka akan timbul keinginan dari hati para penyintas Covid-19 agar patuh terhadap pedoman kesehatan, seperti karantina mandiri, tidak bepergian, dan berkontak dengan orang lain, terlebih dahulu.
”Kepedulian kami wujudkan dengan perhatian para penyintas Covid-19 supaya tidak keluar rumah dulu. Lalu kita juga aktif melaporkan perkembangan karantina mandiri, ke faskes terdekat. Kami membantu tenaga kesehatan untuk melakukan proses lacak dan tes PCR,” katanya.
Bahkan, warga Kupatan tidak khawatir jika harus mengantar pasien Covid-19 ke rumah sakit atau faskes. Upaya tersebut juga untuk mengurangi beban SDM tenaga kesehatan (nakes).
”Kalau memang kondisinya mendesak, kita sudah hubungi faskes, kalau di sana terbatas, ya akhirnya warga memakai alat pelindung diri (APD) yang mengantar pasien. Supaya bisa cepat tertangani,” terangnya.
Ditambahkan Ketua RT 03, RW 09, Kedungsari, Supriyantoro bahwa secara sukarela warga setempat turut mengawasi perkembangan para penyintas Covid-19 yang tengah menjalani karantina. Termasuk juga mendata warga yang sedang sakit.
”Kita bahkan bantu mengedukasi mereka dan menghitung hari. Kalau belum sehat, usahakan untuk tetap di rumah dulu. Kami juga aktif menggalang donasi untuk diberikan sembako kepada warga RT 03 yang secara ekonominya terdampak akibat PPKM darurat,” ungkapnya.
Di lain sisi, pihaknya masih konsisten melakukan penyemprotan disinfektan setiap dua pekan sekali. Kemudian, menyosialisasikan pentingnya 3M terhadap warga luar yang kebetulan datang ke Kampung Kupatan.
”Kalau ada warga yang tidak memakai masker, kita berikan secara cuma-cuma. Lalu kami juga berikan edukasi, pentingnya masker, menjaga jarak, dan cuci tangan. Bersyukurnya, sekarang semua warga rata-rata sudah menerapkan 3M, sehingga selama PPKM darurat ini, angka kasus di Kupatan terus menurun,” pungkasnya. (prokompim/kotamgl)