MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA – Ketika sistem kesehatan berpotensi gagal memberi layanan kepada semua pasien akibat lonjakan di setiap rumah sakit, fakta ini menjadi pertanda bahwa situasinya benar-benar darurat.
Suasana kebatinan pun begitu sulit dilukiskan dengan kata karena ratusan kematian per hari tak bisa dicegah, di tengah lonjakan kasus baru COVID-19 yang mencapai puluhan ribu.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, situasi sekarang tak cukup disikapi dengan kepekaan dan prihatin. Melainkan peduli dan keberanian siapa saja untuk segera bertindak atau menolong (sense of crisis). “Agar semua orang mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang situasi darurat sekarang ini, patutlah untuk mengacu pada pengumuman kematian puluhan pasien Covid-19 di RSUP Sardjito, Yogyakarta, serta pesan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tentang potensi sistem kesehatan mengalami ketidakmampuan melayani semua pasien,” paparnya.
Sebagaimana laporan dan penjelasan resmi manajemen RSUP Dr Sardjito, terhitung sejak Sabtu (3/7) jam 20.00 WIB sampai Minggu (4/7) pagi, tercatat 33 pasien COVID-19 meninggal karena RSUP itu kehabisan atau kekurangan stok oksigen.
Sebelumnya, ada pasien di Jakarta pun tak tertolong karena terlambat mendapatkan perawatan akibat rumah sakit penuh disesaki pasien Covid-19.
Fakta di RSUP Sardjito Yogyakarta itu praktis membenarkan pernyataan dan pesan dari IDI tentang lonjakan tajam jumlah pasien COVID-19 akhir-akhir ini yang sudah sangat membebani sistem kesehatan. “IDI mengingatkan, situasi saat ini benar-benar mengkhawatirkan karena sejumlah fasilitas kesehatan berpotensi mengalami functional collapse atau tidak mampu memberi layanan kepada semua pasien,” kata Bamsoet, Minggu (18/7).
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan juga mendorong Pemda mendirikan rumah sakit lapangan untuk menambah tempat perawatan pasien. COVID-19. Kementerian PUPR kemudian menyiapkan 14 rumah sakit darurat sebagai tambahan.
Namun, gerak cepat dari pemerintah itu ternyata belum cukup untuk menutup semua kebutuhan yang sangat mendesak. Masalah dan tantangan riil-nya bukan sekadar kebutuhan ruang dan tempat tidur untuk merawat pasien, tetapi juga menipisnya stok alat-alat kesehatan, obat-obatan, hingga jumlah dokter dan perawat yang nyata-nyata menjadi sangat terbatas, atau tidak berimbang, akibat lonjakan tajam jumlah pasien pada semua rumah sakit rujukan.
Kini, tantangan bersama di tengah darurat Covid-19 sudah jelas. Setelah pemerintah menambah belasan rumah sakit darurat, persoalan berikutnya yang harus segera dikerjakan adalah pengadaan alat-alat kesehatan dan obat-obatan dalam jumlah yang memadai.
Siapa pun yang memiliki akses untuk pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan tentu sangat diharapkan kontribusinya. Selain itu, problem penambahan tenaga dokter dan tenaga perawat pun harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mencatat jumlah kasus penularan COVID-19 harian di Indonesia mencapai 44.721 pada Minggu. DKI Jakarta tercatat sebagai provinsi dengan kasus COVID-19 harian paling banyak (9.128 kasus) diikuti Jawa Barat (7.777 kasus) dan Jawa Timur (5.726 kasus).
Dengan tambahan kasus sebanyak itu, jumlah akumulatif warga yang terinfeksi virus corona tipe SARS-CoV-2 sejak awal pandemi pada Maret 2020 sampai Minggu siang menjadi total 2.877.476 orang.
Sementara itu, jumlah penderita COVID-19 yang sembuh pada Minggu tercatat bertambah 29.264 orang menjadi total 2.261.658 orang dengan tambahan paling banyak dari DKI Jakarta (11.857 orang).
Kasus kematian akibat COVID-19 juga masih bertambah. Pada Minggu, jumlah penderita infeksi virus corona yang meninggal dunia bertambah 1.093 orang menjadi total 73.582 orang.
Kematian akibat penyakit tersebut paling banyak terjadi di Jawa Timur dengan 328 kasus kematian.
Satuan Tugas mencatat jumlah kasus aktif yang mencakup penderita COVID-19 yang masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri bertambah 14.364 menjadi total 542.236 kasus pada Minggu. Di samping itu, terdapat 253.785 orang yang masuk dalam kategori suspek. (khf/fin)