WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM- Pembelajaran tatap muka 100 persen telah dibuka oleh Pemkab Wonosobo sejak pertengahan bulan Mei 2022. Hal tersebut menyusul dihentikanya skema pembelajaran jarak jauh beberapa waktu lalu
“Sudah kita hentikan sejak pertengahan bulan Mei kemarin. Dan sudah kita diperbolehkan untuk masuk 100 persen bagi seluruh siswa di sekolah,” ungkap Sekretaris Dikpora Kabupaten Wonosobo, Slamet Faizi, kemarin.
Menurutnya, Skema Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan 50 persen masuk sekolah bagi siswa SD dan SMP di Kabupaten Wonosobo telah dihentikan. Saat ini setiap sekolah telah diperbolehkan untuk masuk 100 persen. Hal ini menyikapi kebijakan pemerintah pusat setelah resmi menghapus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) beberapa waktu yang lalu.
“Sejak pandemi Covid 19 seluruh pembelajaran di sekolah dialihkan ke PJJ. Dan akhirnya kebijakan pemberlakukan masuk 100 persen ini kita mulai lagi. Maka dalam situasi ini kita akan melakukan skema pemulihan dalam dunia pendidikan kita,” ujarnya.
Diakui bahwa sejak PJJ ini dilakukan sepanjang dua tahun itu banyak hal yang berubah. Terutama dalam psikologi anak. Adanya PJJ dan ketentuan 50 persen sekolah membuat anak kurang merasa dekat dengan lingkungan sekolahnya.
“Untuk itu skema pemulihan sedang kita siapkan. Kita harapkan bisa mengembalikan seluruh aspek yang dulu sempat hilang. Tapi dengan kondisi yang lebih kekinian, aspek aspek kemajuan yang sudah ada dalam proses kemarin saat pandemi tidak dihilangkan,” bebernya.
Ia mencontohkan tradisi yang berlangsung dan sempat hilang itu seperti upacara bendera di setiap hari Senin, antar siswa bisa duduk bersebelahan, juga sebelum masuk kelas setiap anak bisa bersalaman dengan setiap gurunya.
“Hal-hal itulah yang ingin kita kembalikan. Sebab selama ini mereka hanya menatap layar di laptop dan gadget di rumah. Kali ini mereka akan bisa bertatap muka secara langsung dan bersosialisasi dengan intens,” katanya.
Namun meski telah diberlakukan PTM, pihaknya tetap meminta jika penerapan protokol kesehatan tetap dilakukan. Sehingga siswa tetap sehat dan orang tua yang menitipkan anak di sekolah bisa lebih percaya dengan pihak sekolahan.
“Protokol kesehatan di sini diantaranya meningkatkan kualitas kebersihan sekolah, kebersihan siswa dan pendidik dengan perilaku hidup bersih dan sehat,” tandasnya. (gus)