TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM – Luasan tanam tembakau tahun 2021 di Kabupaten Temanggung mencapai 18.519 hektar. Dari luasan ini diperkirakan produksi tembakau rajangan kering antara 12.963 hingga 14.815 ton.
Kabid Hortikultura dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung Anggit Triwahyu Widodo mengatakan, estimasi produksi tembakau rajangan kering tahun ini diperkirakan dari jumlah produksi dalam satu hektar tanaman tembakau antara 0,7 sampai 0,8 ton.
“Kondisi tanamannya tidak semua sama, sehingga memang ada estimasi angka itu, maksimalnya dalam hektar 0,8 ton,” jelasnya.
Menurutnya, belasan ribu hektar tanaman tembakau itu menyebar hampir merata di 19 kecamatan di Temanggung, kecuali di Kecamatan Bejen.
Dari luasan tersebut, paling banyak di Kecamatan Bulu mencapai 2.419 hektar, kemudian Kecamatan Ngadirejo 2.312 hektar, dan Kecamatan Kledung 2.172 hektar. Sedangkan di kecamatan lainnya di bawah 2.000 hektar.
“Luasannya berbeda-beda, tapi di 19 kecamatan itu ada tanaman tembakau yang sudah siap panen pada bulan Agustus hingga September mendatang,” jelasnya.
Anggit menyampaikan pada awal Agustus ini daerah yang sudah panen tembakau di kawasan Gunung Prahu seperti Kecamatan Tretep dan Wonoboyo karena di wilayah tersebut tanam tembakaunya lebih awal, kemudian nanti disusul di kawasan Gunung Sindoro dan Sumbing.
Kalangan petani di Kabupaten Temanggung berharap hasil panen tembakau tahun 2021 bisa terserap semua oleh pabrik rokok.
“Harapan kami dipanen raya tahun ini bisa lebih baik, ke depan petani bisa lebih sejahtera,” harap Nasoha salah satu petani tembakau di Kecamatan Kledung.
Ia menuturkan, saat petani sudah mulai persiapan panen raya, kondisi tenaman tembakau juga sudah siap untuk diolah menjadi tembakau rajangan kering.
“Sedikit-sedikit sudah mulai petik, agar tanaman tembakaunya bisa lebih bagus,” katanya.
Meskipun saat ini masih dalam pandemi COVID-19, namun petani tetap berharap pabrikan bisa segera melakukan pembelian tembakau, sehingga semua tembakau produksi petani bisa terserap habis oleh pabrikan.
“Petani memang masih sangat bergantung pada pabrikan, oleh karena itu harapan kami pabrikan segera membuka dan melakukan pembelian, harapan kami harga juga sesuai dengan biaya produksi tembakau,” harapnya. (set)