Petani Tembakau Temanggung Menunggu Berkah Kunjungan Industri Bupati

Petani Tembakau Temanggung Menunggu Berkah Kunjungan Industri Bupati
Kolase kunjungan industri rokok oleh Bupati Temanggung dan perwakilan petani tembakau. Foto: dok. Forkompim Kabupaten Temanggung.

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM – Angin segar tengah berhembus dan asa terus bergelayut di benak para petani tembakau Kabupaten Temanggung usai jajaran Bupati beserta sejumlah perwakilan petani menggelar kunjungan industri ke dua pabrikan rokok raksasa, PT Gudang Garam di Kediri, Jawa Timur dan PT Djarum belum lama ini.

Bukan tanpa alasan, selama ini keduanya merupakan pembeli utama yang mampu menyerap produksi tembakau milik para petani lokal yang senantiasa menggantungkan perekonomian dari hasil penjualan tembakau di setiap musim panen raya tiba.

Dari hasil penjajakan terbaru antara pihak Pemkab Temanggung dan perwakilan petani dengan jajaran direksi kedua pabrikan raksasa itu, didapat hasil kesepakatan yang sejauh ini cukup melegakan.

Alih-alih fokus pada proses produksi tembakau agar memiliki kualitas dan harga jual tinggi seperti yang diharapkan, para petani telah memperoleh semacam “jaminan” tembakau mereka akan terserap habis di musim panen raya ini.

Melalui Direktur Pengolahannya, Slamet Budiyono, PT Gudang Garam berkomitmen akan menyediakan kuota pembelian hingga 15.000 ton yang mana pembelian akan dimulai pada tanggal 2 September 2022 besok.

Di sisi lain, Direktur Pembelian PT Djarum, Sutanto juga menyampaikan pada musim panen 2022 ini pihaknya akan membeli tembakau Temanggung dengan kuota 3.000 sampai 4.000 ton bahkan bisa lebih tergantung kondisi di lapangan.

Dengan kata lain, pada musim panen raya ini, estimasi serapan tembakau dari petani Temanggung mencapai angka 18.000 sampai 19.000 ton.

Dengan catatan, pihak pabrikan juga meminta komitmen para petani agar dapat terus menjaga mutu serta kualitas agar harga beli yang diberlakukan dapat mencapai plafon tinggi seperti dambaan setiap petani.

Sementara itu, Bupati Temanggung, HM Al Khadziq menyampaikan bahwa biaya tanam dan biaya pengolahan tembakau tahun ini naik berlipat ganda akibat cuaca yang berubah-ubah.

Imbasnya, produksi tembakau Temanggung pada tahun 2022 ini diprediksi mengalami penurunan akibat perubahan iklim. Diperkirakan tahun ini produksi hanya berkisar di angka sekitar 8.000 sampai 10.000 ton tembakau kering.

Dengan hitung-hitungan tersebut, di atas kertas seluruh produk tembakau petani lokal akan mampu terserap sepenuhnya oleh pihak industri.

“Oleh sebab itu kami meminta pabrikan agar menyerap habis seluruh tembakau petani Temanggung seeta dapat membelinya dengan harga tinggi supaya para petani bukan saja bisa menutup biaya produksi, tetapi juga agar mendapatkan keuntungan ekonomi,” pinta Khadziq.

Bukan tanpa alasan, para petani sejatinya telah memiliki hitung-hitungan terkait biaya operasional yang harus dikeluarkan untuk bertanam hingga memproduksi tembakau sehingga masalah beli menjadi faktor yang cukup krusial.

Seperti diungkapkan Sekretaris DPC Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Temanggung, Yamuhadi. Menurutnya, berdasar perhitungan matematis analisa usaha, setiap 1 hektare lahan tanaman tembakau petani harus mengeluarkan biaya minimal Rp 70 juta.

Sehingga dengan asumsi tingkat produktifitas panen di angka 650 sampai 750 kilogram per hektare nya, minimal harga jual tembakau yang ideal bagi mereka adalah pada rentang Rp80.000 sampai Rp 100.000 atau lebih setiap kilogramnya.

“Selain masalah kuota serapan, kami juga berharap agar masalah harga menjadi perhatian pihak pabrikan rokok. Harapannya antar kedua belah pihak saling menjaga komitmen dalam hal pembelian tembakau asli Temanggung. Kita menjamin kualitas, industri juga menjaga komitmen serapan serta plafon harga,” pungkasnya. (riz)