MAGELANGEKSPRES.COM, TEMANGGUNG – Perkembangan dunia maya yang sudah tidak bisa terbendung lagi, sudah mulai meracuni generasi muda. Kondisi ini membuat pengurus dan pengelola pondok pesantren (PP) di Jawa Tengah dan DI Jogjakarta sangat prihatin.
Pasalnya dari perkembangan dunia maya ini menimbulkan efek-efek negatif bagi genarasi penerus bangsa ini, bahkan berperan meningkatkan kenakalan remaja dan merosotnya akhlak masyarakat dan bangsa. Pelaku LGBT (Lesbian, Gay, Bi-sexual, and Trans-gender) semakin marak, pengguna narkoba sudah masuk ke desa-desa.
“Apabila kondisi tersebut tidak segera diperbaiki maka kehancuran bangsa ini tinggal menunggu waktu saja,” ungkap Arif Zamzami, Pengasuh PP Al Mujahiddin Gondosuli Temanggung, kemarin.
Ia mengatakan, sebagai para pengasuh pondok pesantren, para Gus prihatin melihat masyarakat sekitar semakin menjauh dari Alquran karena lebih disibukkan dengan gadget dan media sosial.
“Yang lebih mengkhawatirkan anak-anak kita sudah terpapar berbagai permainan (game) dan tidak bisa melepaskan diri dari telepon genggam mereka,” ujarnya.
Untuk mengurangi bahkan menghentikan anak-anak bermain gadget, Alquran adalah satu-satunya obat yang bisa mengobati dan menjadi solusinya. Masyarakat harus dikembalikan ke Alquran dan Alquran harus kembali dibumikan.
“Masyarakat harus dilepaskan dari gadget dan disibukkan dengan Alquran dalam keseharian mereka,” katanya.
Salah satunya yakni dengan metode Iqro Bil Qolam. Metode ini menjadi pilihan terbaik karena menulis Alquran memiliki berbagai manfaat di antaranya menenangkan, menguatkan daya ingat, menghubungkan otak kanan dan otak kiri serta meningkatkan kemampuan kognitif.
Program Iqro Bil Qolam, akan dilaksanakan secara massive di seluruh Jawa Tengah/DIY dan akan dimulai dari Kabupaten Temanggung. Seluruh komponen masyarakat bersama pemerintah akan dilibatkan sehingga pada akhirnya akan terbentuk kesadaran kolektif masyarakat sehingga pada akhir masyarakat mengobati dirinya.
“Melalui program Iqro Bil Qolam, diyakini revolusi mental bangsa kita akan menjadi nyata,” katanya.
Pertemuan para Gus ditutup dengan dibentuknya GUS-GUS NUSANTARA sebagai sarana koordinasi para Gus di dalam mengawal program Iqro Bil Qolam. Program ini harus berhasil agar problem besar bangsa bisa segera teratasi. (set)