MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO-Pencarian terhadap penambang pasir bernama Komarun (55), yang diduga hilang terseret banjir Sungai Galuh, Desa Maduretno, Kecamatan Kalikajar masih berlanjut, Jumat (19/2).
Bahkan area pencarian pada hari ketiga, ini diperluas hingga Sungai Serayu yang masuk Kabupaten Banjarnegara.
“Proses pencarian kembali digelar. Kita perluas hingga Kabupaten Banjarnegara, karena kali Galuh ini akan nyambung ke Sungai Serayu,” ungkap Kepala BPBD Wonosobo, Zulfa Akhsan Alim Kurniawan, kemarin.
Menurutnya, pencarian hari ketiga dimulai pukul 08.00 WIB. Radius pencarian korban hanyut pada saat menambang pasir di Sungai Galuh tersebut diperluas hingga Kabupaten Banjarnegara.
Baca Juga
Pekan Kedua PPKM Mikro, Angka Kesembuhan 92 Persen
“Hari ini tim dibagi lima, SRU 1 melakukan penyisiran dari itik nol sampai Sungai Serayu sepanjang sekitar 30 km, ” ucapnya.
Sementara itu, Rescuer Badan SAR Nasional Unit Siaga Wonosobo, Alif Dedi Setiawan mengatakan, pencarian hari ketiga ini juga dilakukan oleh ratusan personil dari TNI, Polri, Basarnas Unit Siaga Wonosobo, BPBD, berbagai unsur SAR dan warga.
“Ratusan personil dibagi menjadi beberapa tim untuk menyusuri sungai dari lokasi kejadian hingga aliran Sungai Serayu. Bahkan sampai wilayah Banjarnegara,” ujarnya.
Menurutnya, penyusuran sungai yang dilakukan oleh personil gabungan itu menempuh puluhan kilometer. Dimulai dari lokasi kejadian sampai Ngelis menempuh jarak 15 Km. Kemudian dari Ngelis sampai Balaikambang jaraknya 8 Km dan dari Balaikambang sampai Wediasin jaraknya 15 Km.
“Jadi tim dibagi menjadi dua, tim pemantau cuaca dan tim pencari korban,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, seorang penambang pasir dilaporkan hilang di Sungai Galuh, Desa Maduretno, Kecamatan Kalikajar pada Rabu (17/2), korban bernama Komarun (55) warga setempat tersebut diduga hanyut pada saat menambang pasir di Sungai Galuh. (gus)