MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM – Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz memberikan sanksi kepada sejumlah aparatur sipil negara (ASN) yang kedapatan bolos kerja saat masuk hari pertama usai libur dan cuti bersama hari raya Idulfitri 1443. Sanksi tersebut berupa pengurangan tunjangan kinerja (tukin) sesuai aturan yang ada.
Momentum pemberian punishment tersebut dilakukan Walikota Magelang usai menggelar Upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Halaman Kantor Walikota Magelang, Jumat (20/5). Pemberian sanksi diharapkan membuat efek jera bagi pelakunya, dan meningkatkan kedisiplinan bagi ASN yang selama ini sudah tertib.
Sekretaris Daerah (Sekda) Joko Budiyono membenarkan adanya sanksi kepada 27 ASN Pemkot Magelang.
“Sebenarnya bukan sanksi secara langsung, namun lebih tepatnya adalah pembinaan. Tujuannya, agar besok ASN tidak mengulangi pelanggaran tersebut,” kata Joko.
Ia mengungkapkan, ASN yang bolos kerja akan dikurangi tukinnya. Namun, tidak menutup kemungkinan bila sudah di luar batas maka ASN bisa dicopot dari jabatannya.
“Bekerja di institusi negara itu tidak boleh sembarangan. Ada aturan dan konsekuensi yang mengikat,” tegasnya.
Ia berharap, pembinaan ini mampu mengubah perilaku ASN. Mereka yang sebelumnya melanggar supaya tidak melanggar lagi, dan bagi ASN lainnya dijadikan pelajaran supaya tidak mencontoh.
“Harapannya, ASN di Kota Magelang bisa benar-benar menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik,” ucapnya.
Sementara itu, Walikota dr Muchammad Nur Aziz saat memimpin langsung upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-114 Tahun 2022, mengajak masyarakat senantiasa menggelorakan semangat nasionalisme serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Pada tahun ini, ‘Ayo Bangkit Bersama’ menjadi tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional sebagai bentuk seruan agar kita bisa bangkit bersama dari pandemi Covid-19 yang sudah melanda dua tahun terakhir,” katanya saat membacakan Sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate.
Pada kesempatan yang sama, peserta upacara diajak menelaah kembali esensi dibalik Hari Kebangkitan Nasional. Pada tanggal 20 Mei 1948 Presiden Soekarno menetapkan hari lahirnya perkumpulan Boedi Oetomo sebagai hari bangkitnya nasionalisme Indonesia.
“Boedi Oetomo adalah organisasi pertama di Indonesia yang bersifat nasional dan modern dalam sejarah pergerakan kemerdekaan. Organisasi ini menyatukan pergerakan di Indonesia dari yang bersifat kedaerahan menjadi nasional dengan tujuan akhir kemerdekaan,” tuturnya.
Semangat Boedi Oetomo, lanjutnya, masih relevan untuk diaktualisasi pada kehidupan berbangsa saat ini. Apalagi, di tengah krisis pandemi Covid-19 dan konflik Ukraina-Rusia yang menyebabkan kondisi ekonomi global serta geopolitik menjadi tidak stabil, sehingga harus ada upaya kolektif bangsa untuk memperkuat persatuan.
“Penanganan Covid-19 yang membaik berimplikasi pada kembalinya aktivitas masyarakat secara normal. Secara perlahan, hal ini mendorong pemulihan perekonomian nasional,” lanjutnya.
Momentum yang baik ini makin diperkuat dengan peran Indonesia sebagai Presidency G20 tahun 2022. Hal ini diharapkan memberikan spirit baru dalam mewujudkan tatanan dunia yang dapat memberikan kesejahteraan dan kemakmuran yang inklusif, serta menjamin keberlanjutan kehidupan di masa depan. (wid)