TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM – Kabupaten Temanggung dan komoditas tembakau adalah dua hal yang tampaknya sangat sulit untuk dipisahkan. Bukan tanpa alasan, pasalnya tembakau dari daerah ini diklaim menjadi salah satu yang paling berkualitas dan menjadi yang terbaik di dunia.
Tak heran apabila banyak warga masyarakat di dalamnya yang memiliki ketergantungan tinggi atas hasil panen tembakau di lahan miliknya masing-masing. Bahkan, bisa dibilang perekonomian daerah juga sangat terpangaruh oleh kualitas hasil panen serta harga jual tembakau milik para petani.
Butuh waktu dan perjuangan yang panjang agar dapat menghasilkan tembakau dengan kualitas mumpuni. Mulai bagaimana bibit dan pola tanamnya, proses pemetikan, merajang, menjemur, pengepakan, hingga hingar bingar jual beli di beberapa industri pabrikan yang ada.
Gegap gempita inilah yang tampaknya mampu menjadi celah atraksi atau destinasi wisata potensial yang mampu menarik minat serta animo para pengunjung baik luar daerah hingga mancanegara.
Bahkan Bupati Temanggung, HM Al Khadziq juga memiliki harapan serupa agar berbagai rangkaian serta hiruk pikuk masyarakat pertembakauan ini dapat dikemas secara lebih menarik dan profesional dengan harapan mampu menarik minat wisatawan, salah satunya festival wiwit mbako atau sebuah prosesi khusus yang digelar masyarakat di berbagai wilayah sentra pertembakauan dalam rangka menyambut datangnya periode panen raya.
“Kami berharap agar festival wiwit mbako seperti ke depan akan semakin besar dan profesional, untuk bisa mendatangkan wisatawan dari luar kota bahkan dari mancanegara sehingga orang akan berduyun-duyun ke Temanggung melihat ekonomi pertembakauan dan melihat budaya yang terkait dengan kebudayaan masyarakat tembakau ini,” harapnya.
Selain beragam tahapan proses pengolahan dari bentuk daun menjadi satu komoditas tembakau sebagai bahan baku rokok yang sangat unik dan khas, luas lahan tanam yang ada di Kabupaten Temanggung juga dapat menjadi sebuah barometer tersendiri bahwa daerah ini merupakan salah satu sentra utama yang sangat paten.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung, Joko Budi Nuryanto, secara luasan lahan tanam, Kabupaten Temanggung tahun ini mempunyai lahan tembakau sekitar 16.300 hektare atau turun dari tahun lalu yang luasannya mencapai 18.600 hektare.
“Tak masalah luas, cuaca juga menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas hasil panenan tembakau,” pungkasnya. (riz)