WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM– Pemkab Wonosobo kembali menggelar sosialisasi kepada pedagang Pasar Induk Wonosobo. Ratusan pedagang akui belum mengetahui sama sekali kondisi dalam pasar yang baru tersebut.
Sosialisasi digelar di Sasana Adipura Kencana dipimpin langsung oleh Sekda Wonosobo One Andang Wardoyo, diawali dengan memberikan gambaran melalui layar besar terkait kondisi dalam pasar kepada pedagang yang benar-benar berbeda dengan kondisi pasar sebelum terbakar.
“Bapak dan ibu pedagang pasar induk sudah tahu kondisi di dalam pasar induk yang baru atau belum. Yang belum angkat tangan,” ungkap Sekda.
Serentak ratusan pedagang yang menghadiri sosialisasi tahap kedua itu langsung menunjukkan tangan ke atas. Artinya mereka belum pernah melihat kondisi di dalam pasar pasca pembangunan pasar selesai.
“Nanti setelah sosialisasi ini selesai, silahkan lihat kondisi pasar induk. Tentunya dengan jaminan tidak boleh ada pengrusakan atau barang apapun yang hilang, sebab itu milik negara. Jika ada pengrusakan meski itu kecil akan berhadapan dengan hukum,” ucapnya.
Andang mengatakan bahwa, sosialisasi itu digelar untuk menyamakan persepsi antara pemerintah dengan pedagang soal penataan pasar, sebab banyak keinginan, ada yang ingin kembali seperti semula, ada yang ingin lantainisasi serta ada yang ingin sepenuhnya diatur pemerintah yang penting pasar segera digunakan.
“Kami harus menyatukan keinginan keinginan itu, kami sudah lakukan pembicaraan secara inten dengan paguyuban pedagang,” terangnya.
Menurutnya, ada hal yang harus dipahami oleh pedagang Pasar Induk Wonosobo, bahwa kondisi gedung atau bangunan pasar sudah berbeda dengan yang sebelumnya. Pemkab telah membagi gedung pasar menjadi lantai satu atau lantai dasar, lantai dua, lantai tiga dan lantai empat.
“Kami telah menyiapkan skema untuk pembagian pedagang di setiap lantai. Apalagi kondisi sudah berbeda. Kapasitas lantai telah berbeda dengan kondisi pasar sebelum kebakaran,” ujarnya.
Disebutkan, bahwa saat ini di lantai satu ada kios dan dan los, hal sama juga di lantai dua. Namun, untuk lantai tiga dan lantai empat tidak ada kios, hanya los. Padahal sebagian besar, pedagang ingin berada di lantai satu dan lantai dua.
“Untuk memaksimalkan fungsi dan manfaat semua lantai yang ada maka kita lakukan rasionalisasi atau penyesuaian berbasiskan luasan yang ada,” pungkasnya. (gus)