MAGELANGEKSPRES.COM, TEMANGGUNG – Upaya penyelamatan sumber mata air dilakukan dengan penanaman pohon. Salah satunya di sekitar di mata air yang menjadi sumber objek wisata Banyu Ciblon Lestari (BCL) di Desa Tlogowero Kecamatan Bansari.
Setidaknya ada 2.500 bibit pohon dari berbagai jenis yang ditanam. Penanaman juga dilakukan di sepanjang sungai di bawah objek wisata yang berada di lereng Gunung Sindoro tersebut.
“Mata air menjadi salah satu yang wajib diselamatkan, air menjadi kebutuhan pokok yang harus ada dan terus lestari,” kata Camat Bansari Rudiastoto, kemarin.
Penanaman 2.500 pohon yang terdiri dari pohon beringin dan bambu kuning serta berbagai jenis kayu lainnya ini, selain melibatkan berbagai Banom MWC NU seperti muslimat, fatayat, IPNU, IPPNU, LPBI dan Banser di Kecamatan Bansari, juga diikuti oleh ORARI lokal Temanggung.
“Semua lapisan masyarakat di Kecamatan Bansari terlibat dalam penanaman ini,” katanya.
Ia berharap, dengan keterlibatan semua elemen masyarakat ini bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab masyarakat terhadap lingkungan, betapa penting artinya kelestarian alam untuk kelangsungan hidup.
“Kami berusaha menggugah kepedulian masyarakat terhadap alam dan lingkungan, harapan kami masyarakat bisa ikut merawat pohon yang sudah ditanam ini,” harapnya.
Selain Muspimca Kecamatan Bansari, para kepala desa, hadir juga Rois Syuriah MWC NU Bansari Kyai Muhtarudin dan Ketua Tanfidziah MWC NU Bansari Kyai Mujiyono beserta jajaran pengurus juga terlibat langsung dalam penanaman pohon.
Ketua Tanfidziah MWC NU Bansari Kyai Mujiyono menegaskan bahwa menjaga kelestarian alam merupakan salah satu tanggung jawab bersama.
“Insyaallah menjadi sebuah nilai ibadah karena kita memikirkan masa depan anak cucu kita,” jelasnya.
Diharapkan dengan menjaga keseimbangan alam melakukan konservasi tanah dan air di seluruh bantaran sungai, maka ketersediaan dan kelestarian sumber mata air akan tetap terjaga.
“Alam bukan milik kita, alam adalah titipan untuk anak cucu maka wajib dilestarikan dan terus dijaga,” pintanya. (set)