MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG – Kota Magelang terancam kekurangan vaksin Covid-19 untuk menuntaskan target 70 persen warga sasaran menerima vaksin pada akhir Juli 2021. Beberapa pekan terakhir, vaksin hanya menjangkau 5 persen dari target permintaan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang, dr Intan Suryahati mengatakan, pasokan vaksin yang tersedia hanya 350 dosis saja dari pengusulan tiap pekan rata-rata 3.500 dosis.
”Yang datang tidak ada 10 persen. Artinya hanya 5 persen karena mesti dibagi dua untuk dosis pertama dan kedua. Jadi memang kita kekurangan pasokan vaksin,” kata dr Intan.
Ia mengatakan telah meminta tambahan pasokan vaksin ke Pemprov Jawa Tengah. Namun di sana juga mengalami hal serupa. ”Kita dikasihnya segitu, tidak bisa apa-apa,” ujarnya.
Dengan minimnya persediaan vaksin, menurutnya, akan sangat sulit guna memenuhi target nasional 1 juta vaksin pada Juli dan 2 juta vaksin pada Agustus mendatang. Padahal, rencananya suntikan imunisasi juga akan diberikan untuk anak usia 12-17 tahun.
”Kalau untuk lansia sudah terpenuhi 60 persen. Kemudian tenaga kesehatan (nakes) 110 persen, pelayan publik 103 persen. Sedangkan untuk kategori umum belum kita hitung, karena memang belum ada targetnya,” jelasnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Magelang, Marjinugroho meminta Pemkot Magelang untuk memaksimalkan vaksin gratis kepada warganya dan menghentikan komersialisasi vaksin untuk sementara. Sebab, jika vaksin berbayar masih dilayani, akan menimbulkan persepsi buruk di mata masyarakat.
”Ini sebagai kewaspadaan agar jangan sampai terjadi kelangkaan vaksin, sehingga masyarakat beralih membeli vaksin yang harganya tidak murah itu. Kasihan masyarakat, sudah berat menghadapi pandemi, kini ditambah beban mereka dengan harus membayar vaksin,” ucapnya.
Dirinya juga mendesak, Pemkot Magelang untuk mengerahkan kekuatan anggaran agar target vaksinasi bisa terealisasi. Ia menyebut, dana yang sudah dianggarkan mencapai Rp44 miliar mestinya segera direalisasikan untuk penanganan Covid-19, salah satunya percepatan vaksinasi.
”Dari pada jadi silpa di akhir tahun, lebih baik dimanfaatkan vaksinasi. Kalau memang langka, kita bisanya beli, tidak apa-apa. Jangan sampai ada komersialisasi vaksin karena masyarakat sudah sangat terbebani,” tandasnya. (wid)