Kondisi ekonomi memang lagi sulit akibat pagebluk Covid-19 yang tak kunjung mereda. Tapi kondisi tersebut tidak menyurutkan langkah dua orang pemuda di Purworejo yang berinisiatif untuk memproduksi tempe yang 100 persen penjualannya disumbangkan untuk pembangunan masjid di daerah Desa Tirip Kecamatan Gebang Purworejo.
LUKMAN KHAKIM, Purworejo
MAGELANGEKSPRES.COM, – Sudah tiga pekan lebih, dua orang pemuda Wisnu Ponco Atmojo dan Sulaiman Tajudin mendadak jadi produsen tempe. Hebatnya 100 persen keuntungan dari hasil penjualan tersebut didonasikan untuk pembangunan Masjid Miftahul Huda di wilayah Perumahan Hade di Atas Bukit Desa Rendeng.
Ditemui di kediamannya di Kelurahan Sindurjan Kecamatan Purworejo, Sulaiman Tajudin menyebut gerakan tersebut ia lakukan tidak serta merta begitu saja. Pasalnya, usaha pabrik tempe yang baru saja dibangunnya itu sebenarnya adalah murni untuk kegiatan wirausaha produksi tempe.
“Sebagai seorang santri, saya mengutarakan niatan tersebut kepada KH Muslim Sofyan pengasuh Ponpes Darussalam Plaosan Baledono untuk memohon doa karena akan memulai usaha produksi tempe,” katanya, Senin (26/7).
Dari hasil sowan tersebut, setelah mendapatkan doa dan restu dari kyai, kemudian mereka mendapatkan wejangan agar membantu pembangunan masjid. Kyai Muslim menyarankan agar memberikan support dahulu untuk pembangunan Masjid Miftakhul Huda yang kebetulan menjadi tempat tinggal Wisnu.
“Mendapat wejangan itu, akhirnya kami memutuskan untuk all out bekerja keras demi kelancaran pembangunan Masjid Miftakhul Huda. Karena kami juga tidak memiliki keahlian mencari dana lewat jalur proposal atau donatur,” terangnya.
Menurutnya, tanpa pikir panjang hal itupun segera mereka lakukan karena memang sudah menjadi perintah sang kyainya. Mereka segera memulai produksi berjualan keliling tempe hasil dari pabrik mereka.
“Selain keliling, dari pergerakan selama tiga minggu terakhir sudah ada beberapa pelanggan. Bahkan ada yang kulakan untuk dijual lagi. Selain itu, kami juga melayani delivery order agar dagangan cepat habis,” terangnya.
Meski keuntungan belum begitu banyak, namun hal itu tak membuatnya berkecil hati untuk menyumbangkan seluruh hasil penjualannya kepada panitia pembangunan masjid. Pasalnya selama ini memang belum ada bangunan masjid di kawasan perumahan yang cukup padat penduduk itu.
“Meskipun mayoritas beragama muslim, namun selama ini kami bersama warga lain kesulitan untuk beribadah. Biasanya kami numpang di masjid kampung sekitar perumahan,” tambahnya.
Mereka berharap, aktivitas yang dilakukannya itu memberikan berkah yang melimpah untuk diri dan usaha yang sedang dibangunnya itu.
“Kami sadar ini bagian dari pengabdian sehingga sesulit apapun tentu akan kami lakukan dan tidak akan menjadi penghalang meskipun hasilnya belum terlalu besar,” tambahnya. (*)