TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM – Kendati harga BBM bersubsidi telah mengalami penyesuaian harga alias naik beberapa waktu lali, namun masyarakat masih mengeluhkan masalah panjangnya antrean di sejumlah SPBU wilayah Kabupaten Temanggung.
Mengularnya antrean disebabkan oleh adanya penumpukan kendaraan yang mengaku kesulitan mencari BBM bersubsidi, khususnya jenis Pertalite karena adanya kekosongan di sejumlah SPBU.
“Saya cari dari satu SPBU ke SPBU lain banyak yang kehabisan Pertalite. Kalaupun ada SPBU yang masih memiliki stok Pertalite, antreannya cukup panjang,” ujar Hasan (32), salah seorang pengguna kendaraan roda dua, Kamis (8/9/2022).
Ia menambahkan, dirinya terpaksa ikut mengantre karena alasan penghematan. Hal ini dikarenakan harga Pertalite di tingkat pengecer dan Pertamini rata-rata sudah mencapai Rp 12.000 per liternya.
“Mending saya ngisi di SPBU walaupun harus ngantre. Lumayan selisihnya. Dihitung saja, sehari saya paling tidak beli dua sampai tiga liter. Harga di SPBU Rp 10.000 per liter, di pengecer Rp 12.000 bahkan ada yang lebih. Kalau satu bulan selisihnya kan banyak mas,” urainya.
Kholik (26), pengguna kendaraan roda dua lain menyatakan bahwa sebenarnya kenaikan harga BBM bersubsidi saja sudah dirasa memberatkan. Apalagi ditambah dengan cukup sulitnya mencari barang (Pertalite-red).
“Kalau memang naik ya bagaimanapun kan kita tetap beli karena butuh. Tapi harapan kami ya jangan sulit juga mencarinya. Kalau muter-muter cari SPBU yang masih memiliki persediaan Pertalite, itu saja harus antre lumayan panjang,” keluhnya.
Terpisah sebelumnya, Sales Branch Manager PT Pertamina Rayon VII Semarang untuk wilayah Kabupaten Temanggung dan Wonosobo, Halina Pandu Rattri mengungkapkan, pihak Pertamina memprediksi, kuota BBM bersubsidi di Jawa Tengah tidak akan mencukupi sampai akhir tahun 2022 atau hanya akan segera habis pada bulan Oktober mendatang.
Oleh sebab itu masyarakat diminta untuk lebih bijak dalam penggunaan BBM, khususnya yang masih mendapat subsidi pemerintah. Salah satu caranya adalah pembelian dengan jumlah yang wajar.
“Dengan kuota sisa yang ada dan tingkat permintaan dari konsumen, kami berhitung dan memprediksi bahwa BBM bersubisi di Jateng tidak akan cukup sampai akhir tahun 2022, paling bulan Oktober besok sudah habis,” pungkasnya. (riz)