SEMARANG, MAGELANGEKPRES.COM – Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (Fraksi PKS) DPRD Jawa Tengah Arifin Mustofa menyatakan bahwa bantuan sosial dari pemerintah tidak akan mampu mencegah kesengsaraan rakyat akibat inflasi yang disebabkan kenaikan harga BBM bersubsidi.
“Dikabarkan Pemerintah akan mengalokasikan Bansos 24,17 Trilyun, ini tidak akan bisa mencegah kesengsaraan masyarakat akibat inflasi,” Ujarnya. “harga kebutuhan pokok dipastikan naik, sedangkan pendapatan masyarakat tidak naik, ini tentu akan menyulitkan rakyat,” Tambahnya.
Apalagi menurut Anggota Komisi D DPRD Jawa Tengah ini validasi data masih menjadi pekerjaan rumah dalam pengalokasian bantuan selama ini. Kerap terjadi inclusion error (yang tidak berhak menerima bantuan ternyata menerima) dan exclusion error (yang sebenarnya berhak menerima bantuan tapi tidak menerima).
“Masih kerap terjadi distribusi bantuan yang tidak tepat sasaran akibat tidak akuratnya validasi data, yang berhak tidak dapat yang tidak berhak malah dapat,” tuturnya.
Iapun dengan tegas menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang telah ditetapkan pemerintah sejak 3 September lalu. Ia sangat menyayangkan diambilnya kebijakan tersebut, terlebih saat ekonomi ini gairah ekonomi terutama pada masyarakat menengah kebawah baru akan bangkit.
“Masyarakat masih terseok-seok untuk bangkit kembali menata ekonominya. Namun Pemerintah justru menaikkan harga BBM,” Ujarnya. “Dimana hati nurani para pengambil kebijakan? Ini akan membuat pengentasan kemiskinan semakin terhambat,” Imbuhnya.
Berdasarkan catatan PKS, selama pemerintahan Presiden Jokowi sejak 2014 telah ada tujuh kali kenaikan harga BBM. Pemerintah sering kali berdalih membengkaknya APBN subsidi BBM. Padahal masih ada cara-cara lain yang bisa dilakukan untuk efisiensi APBN. Ia meminta kepada pemerintah untuk lebih mendengar suara rakyat. Guna menstabilkan kembali harga bahan pokok seperti sebelumnya.
“Pokok nya harus di batalkan kenaikan harga BBM, semua in sya Alloh untuk membantu masyarakat terkhusus masyarakat yang terdampak.” ujarnya.
Seperti yang kita ketahui pada 6 september lalu harga minyak dunia naik 3% Pemerintah naikan harga pertalite 30,72% dari Rp 7.650 menjadi Rp10.000. Sedangkan solar naik 32,04% dari Rp5.150 menjadi Rp6.800
Jadi kenaikan harga BBM di Indonesia sangat tidak sebanding dengan kenaikan harga minyak dunia yg hanya 3%. (rls/me)