PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.COM - Sebanyak 3 gunungan hasil produksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan 7 hasil bumi diarak serta diperebutkan warga dalam Puncak Peringatan Hari UMKM Nasional ke-8 Tingkat Kabupaten Purworejo di lapangan Desa Sedayu Kecamatan Loano pada Sabtu (12/8). Sederet rangkaian kegiatan juga mewarnai peringatan sebagai simbol spirit para pelaku UMKM untuk bertransformasi.
Grebeg Gunungan berlangsung sejak pagi dengan menempuh rute sekitar 2 Km, mulai depan SMPN 29 Purworejo menyusuri jalan alternatif Purworejo-Yogyakarta hingga lapangan Desa Sedayu. Arak-arakan makin meriah dengan adanya pasukan Bergada Singgelopuro dari Desa Loano dan pawai drumb band dari SMPN 29 dan MTs Negeri 3 Purworejo, serta masyarakat setempat.
Pengunjung dari berbagai daerah pun tumpah ruah dan memadati ruas jalan dan lapangan yang berada di sekitar Pasar Menoreh Sedayu. Selain berebut gunungan, warga juga dapat menikmati aneka kuliner dalam bazar yang diikuti forum UMKM dari 16 kecamatan. Aneka hiburan juga tersuguh, seperti Tari Dolalak, Kuda Lumping, dan lomba makanan tradisional.
Wakil Bupati Purworejo, Yuli Hastuti SH, tampak hadir bersama Kepala Dinas KUKMP Kabupaten Purworejo, Gathot Suprapto SH, Kepala Kominfostasandi, Yudhi Agung Prihatno, dan Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan Rita Purnama Sari SSTP. Ada pula perwakilan Badan Otorita Borobudur (BOB), Komisi 3 DPRD Purworejo, Dindikbud Purworejo, Forkompincam Loano, dan para Kades sekitar lokasi.
Dalam kesempatan itu, Wabup meluncurkan pembukaan kembali Pasar Menoreh Desa Sedayu yang ditandai dengan pemotongan tumpeng, pemukulan gong, serta penandatangan prasasti. Sebagai simbol Hari UMKM Nasional, diberikan sertifikat halal kepada sejumlah pelaku UMKM.
“Tema kegiatan ini adalah transformasi UMKM masa depan,” kata Ketua Forum UMKM Kabupaten Purworejo, Dr Hesti Respatiningsih SE MPar.
Rangkaian kegiatan Hari UMKM Nasional ke-8 telah digelar Forum UMKM Kabupaten Purworejo sejak 6 Agustus dengan sejumlah kompetisi, seperti lomba fashion show, lomba menyanyi, lomba makanan tradisional, serta dengan lomba gunungan dari desa.
“Jadi ada beberapa rangkaian kegiatan dan ada 16 forum UMKM kecamatan yang terlibat dalam kegiatan ini. Adapun untuk gunungan UMKM ada sekitar 700 item produk yang dibuat, dengan jumlah UMKM yang terlibat ada sekitar 350 orang. Mayoritas produk kuliner makanan dan minuman,” sebutnya.
Puncak Hari UMKM Nasional ke-8 dipusatkan di Kecamatan Loano lantaran pernah menjadi juara lomba tumpengan pada peringatan Hari UMKM Nasional ke-7. Selain itu, kegiatan diharapkan mampu mendorong pariwisata lokal mengingat Desa Sedayu berada di Kawasan BOB.
Sejalan dengan tema yang diusung, peringatan kali ini diharapkan menjadi semangat transformasi UMKM mandiri, kreatif, dan inovatif sehingga mampu menciptakan produk berdaya saing.
“Harapan ke depan UMKM bisa mendapatkan empati, bisa mendapatkan dukungan dari beberapa pihak, karena kami ada ketika semua pihak bersama-sama berkolaborasi, bekerja sama untuk mendorong daya saing UMKM untuk bisa naik kelas,” ujarnya.
Menurut Hesti, UMKM di Kabupaten Purworejo terus mengalami pertumbuhan cukup besar pasca pandemi Covid-19. Forum UMKM mencatat ada ada 54.862 UMKM pada tahun 2023 ini dan sekitar 21 persen di antaranya telah tergabung dalam forum UMKM.
“Kalau jumlah anggota forum yang tersebar di 16 kecamatan, sampai bulan Agustus ini ada sekitar 1.896 UMKM. Mayoritas mereka memproduksi kuliner makanan dan minuman,” ungkapnya.
Wabup Purworejo dalam sambutannya mengapresiasi kerja keras masyarakat Desa Sedayu yang telah mengaktifkan Pasar Menoreh kembali setelah beberapa waktu lalu mati suri. Pihaknya menilai, peringatan Hari UMKM Nasional yang diwarnai beragam kegiatan menjadi momentum bagi pelaku UMKM untuk lebih bersemangat dalam mengembangkan usahanya.
Menurut Wabup, jumlah UMKM di Kabupaten Purworejo tercatat 54.862 unit usaha dengan aset mencapai Rp153 miliar dan omzet Rp1,2 triliun. Potensi ini harus terus dikembangkan melalui berbagai terobosan dan media promosi agar produk-produk unggulan UMKM dapat semakin dikenal.
“UMKM harus terus diberdayakan, karena mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, UMKM terbukti mampu bertahan dari berbagai macam krisis ekonomi. Untuk itu pelaku UMKM juga mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, yaitu memanfaatkan teknologi, di antaranya platform digital agar dapat mengakses informasi dan jaringan yang luas,” tandasnya.
Camat Loano, Andang Nugerahatara Sutrisno SSTP MSi, mengungkapkan bahwa Hari UMKM Nasional dan pembukaan kembali Pasar Menoreh yang digelar bersamaan dapat membawa kenaikan ekonomi warga masyarakat.
“Harapan kami, dengan dibukanya kembali Pasar Menoreh ini akan memberikan dampak positif untuk masyarakat Desa Sedayu dalam bidang ekonomi,” ucapnya. (*)