MAGELANGEKSPRES.COM, MAGELANG – Seorang seniman Kota Magelang, I Made Arya Dwita Dedok mencoba mengekspresikan perasaannya lewat aksi melukis di kawasan Alun-alun, Kamis (10/6). Ia mengekspresikan bahwa era digital saat ini sangat memengaruhi kehidupan kebersamaan sebagai bangsa.
Seniman kelahiran Bali tersebut, menggelar pertunjukan seni kejadian atau happening art, dengan mengusung tema ”Kampung Pancasila”. Ia melukis di atas kanvas, tepat di samping Tugu Aniem (Titik Nol Kilometer) yang berlatar belakang Kelenteng Liong Hok Bio dan Gapura Bhineka Tunggal Ika.
Menurutnya, karya tersebut menjadi respons dirinya atas kondisi lingkungan di Kota Magelang sekarang ini. Sebab, kehidupan sosial di era serba modern, serba cepat, dan serba tidak terduga ini membuat informasi mulai membanjiri media sosial.
”Ada sisi negatif yang bisa merusak kehidupan kebersamaan kita sebagai bangsa, meskipun kemajuan teknologi juga banyak membawa kita ke kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya,” katanya.
Berbekal pemahaman, pengetahuan terhadap lingkungan era sekarang tersebut, seniman kelahiran tahun 1971 ini melukis on the spot tentang cinta. Meliputi cinta lingkungan, kebhinnekaan, keberagaman, dan tentang semua insan.
Khususnya di kawasan Alun-alun, ia mengibaratkan sebagai Kampung Pancasila. Sebab, Alun-alun yang dikelilingi rumah ibadah dari berbagai agama. Ada kelenteng, masjid, dan gereja.
”Karya ini persembahan saya, tepat di usia saya 50 tahun,” ungkapnya.
Aksi pelukis tunggal ini menarik perhatian Walikota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz. Orang nomor satu di Kota Sejuta Bunga itu menyempatkan diri dan melihat aksi Made Dedok.
”Aksi semacam ini harus didukung. Jangan malah dicegah. (Melukis) di tempat lain silakan. Kota Magelang harus jadi tempat seni budaya. Tidak hanya bangunan-bangunan mati, tapi seni-seni juga harus hidup,” tuturnya.
Menurut Aziz, dalam rangka menaikkan taraf perekonomian masyarakat di Kota Magelang, perlu ada upaya serius menggenjot sektor pariwisata. Ia menilai bahwa syarat utama mewujudkannya, adalah dengan menguatkan sektor kesenian dan kebudayaan.
“Orang kalau suka seni, jiwanya halus dan mengenal Tuhannya. Kalau kota kita mau maju ya jangan sekali-kali tinggalkan kesenian dan budaya,” katanya.
Aziz mengaku memfokuskan dua kebijakan strategis selama kepemimpinannya yakni pariwisata dan kesehatan. Sebab, seluk beluk pariwisata tidak akan pernah lepas dari seni dan budaya.
“Oleh karena itu, saya akan memprioritaskan siapa saja yang ingin menggelar agenda kesenian asalkan tidak melanggar aturan. Tidak hanya masyarakat, OPD saya juga harus mampu beratensi terhadap seni dan budaya,” pungkasnya. (wid)