KENDAL,MAGELANGEKSPRES.COM – Keterbatasan ekonomi ternyata tak menghalangi semangat Sayidatul Maslahah dan Nur Milati untuk belajar dan menempuh pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi. Meski hanya anak seorang janda buruh emping, Muzaroah, kakak beradik asal Plentungan ini nyatanya mampu merampungkan kuliah S1 dan S2 di Universitas Negeri Yoyakarta (UNY) dengan IPK 3,78 alias cumlaude.
Prestasi keduanya pun mampu menyita perhatian Bupati Kendal. Bahkan, Bupati menawarkan keduanya untuk bergabung di Dewan Riset Pengembangan dan Pembangunan Kabupaten Kendal agar mereka bisa ikut membantu membangun daerahnya.
“Kedua putri Ibu Muzaroah ini adalah orang-orang pintar dan berprestasi. Selain dapat menginspirasi banyak orang, saya minta mereka jangan sampai keluar dari Kendal, ikut membangun Kendal. Maka dari itu akan saya pastikan untuk jadi bagian riset pengembangan dan pembangunan di Kendal,” kata Bupati Dico Ganinduto di sela-sela kunjunganya ke kediaman Muzaroah, Jumat (8/10/2021).
Bupati yang ditemani oleh Kepala Disdikbud, Kabag Kesra dan Baznas itu juga berbincang hangat denga keluarga dari Muzaroah, terutama kedua putrinya. Dalam kesempatan itu, Sayidatul Maslahah menyampaikan harapannya agar keilmuan yang mereka miliki bisa bermanfaat melalui kerja-kerja penelitian di Yogyakarta. Bahkan bersama teman-temanya, mereka juga sedang merintis sebuah lembaga riset.
“Kami sangat berterima kasih karena Bapak Bupati sampai menyempatkan diri datang ke rumah kami, sangat tidak menyangka bahkan hingga memberikan bantuan untuk merenovasi rumah. Selain itu, Bapak Bupati juga meminta kami berdua untuk terlibat dalam riset pengembangan pendidikan inklusif di Kabupaten Kendal dan kolaborasi juga di bidang teknnologi,” katanya.
Sementara Bupati Dico justru tertarik menjajal membuat emping melinjo, usaha yang telah menjadikan Muzaroah sukses men-sarjanakan kedua putrinya. “Ternyata susah ya, hanya orang-orang tertentu nih yang bisa, luar biasa memang ibu Muzaroah,” puji Dico.
Bupati mengapresiasi kegigihan Muzaroah menyekolahkan anak-anaknya dengan bermodalkan penghasilannya sebagai buruh emping. Dalam sehari, Muzaroah memproduksi hingga 5 kg emping, meski bergantung pada musim melinjo. Jika sedang sepi pekerjaan, Muzaroah memilih membantu kakek dan neneknya yang tinggal serumah.
Bupati juga menyempatkan blusukan ke ke bagian belakang rumah, melihat kondisi dapur untuk produksi emping. Kondisi dapurnya berlantaikan tanah, dinding anyaman bambu, sementara peralatan dapurnya sudah lapuk.
Di akhir kunjungannya, Bupati menyerahkan bantuan senilai Rp 15 juta dari Baznas sebagai bantuan renovasi rumah yang saat ini masih jauh dari kondisi rumah sehat dan bersih.
“Alhamdulillah sudah berhasil bertemu dengan ibu Muzaroah. Saya salut sekali dengan beliau. Semoga banyak orang tua yang terinspirasi dari beliau, tidak menyerah untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin, meskipun kondisinya sulit,” harap Dico. (lid)