WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM – Dinas Lingkungan Hidup mengeluhkan kondisi sarpras di TPA dan meningkatkannya timbunan sampah akibat masuknya sampah dari desa ke TPA Wonorejo.
Hal tersebut terungkap saat pembahasan LKPJ APBD tahun 2021 dengan DPRD Wonosobo.
“Timbunan sampah di TPA Wonorejo memang mengalami peningkatan. Apalagi setelah kasus covid 19 melandai,” ungkap Sekretaris Dinas LH, Budi Pranoto, kemarin di aula utama DPRD Wonosobo.
Menurutnya, timbunan sampah yang terus menggunung tersebut terjadi karena sejumlah faktor. Diantaranya masuknya sampah yang diangkut dari desa dan juga mesin pengolah sampah yang rusak akibat longsor.
“Mestinya sampah dari desa tidak masuk ke TPA, tapi bisa selesai atau habis diolah di desa. Kalau sekarang sebaliknya, “ujar Budi.
Disisi lain, mesin pengolah sampah di lokasi TPA juga tidak berfungsi, lantaran tertimbun longsor pada tahun 2021 silam. Alat alat dan bangunan rusak setelah tertimpa longsor dengan ketebalan 10 meter.
“Ruang pengolah sampahnya tertutup longsor sampah dengan ketebalan sepuluh meter,” ucapnya.
Mantan orang nomor dua di Dinas Satpol PP itu juga membeberkan kondisi alat alat berat berupa eskavator dan doser di area TPA rusak dan sudah lima tahun mangkrak.
“Ada dua alat berat di TPA yang rusak dan mangkrak, dan tidak ada anggaran untuk perbaikan,” tandasnya.
Kondisi tersebut bertolak belakang dengan produksi sampah di Wonosobo yang sudah mencapai 110 ton per hari atau sekitar 300 truk.
“Kami melihat itu jumlah yang sangat besar, sehingga di area TPA Wonorejo sudah terlihat membentuk barisan perbukitan,” katanya.
Ketua Komisi D DPRD Ahmad Faizun menyayangkan komitmen pemkab dalam mengelola sampah, sebab jika kondisi seperti saat ini dibiarkan bencana besar akan terjadi di Wonosobo.
“Kalau tidak segera diselesaikan, maka akan jadi bencana besar, cepat atau lambat,” pungkasnya. (gus)