KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM – Pemkot Magelang mendorong penggabungan pariwisata dengan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan sektor ekonomi masyarakat. Sebab, melihat Kota Magelang yang sudah berusia lebih dari 1 milenium, dan menjadi salah satu kota tertua di Indonesia, sudah pasti jika kota ini kaya akan potensi pariwisata sejarah, apabila digarap dengan tepat.
Hal itu disampaikan Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz saat memberikan motivasi dan pembekalan kepada para relawan Kelompok Sadar Pariwisata (Pokdarwis) se-Kota Magelang, di Hotel Atria, Senin (23/5).
Sayangnya, ia melihat bahwa pengembangan pariwisata di wilayahnya itu masih bersifat individualistik. Padahal, untuk menggarapnya secara serius, diperlukan kekompakan dan semangat yang sama dari seluruh lapisan masyarakat.
”Selama ini kelemahan kita adalah belum terintegrasinya antara sektor pariwisata dengan sektor lain, seperti UMKM. Banyak yang masih bingung, kalau ke Kota Magelang itu mau apa setelah piknik. Belum ada inovasi yang membuat pendatang itu semakin betah di Magelang,” katanya.
Salah satu strategi agar destinasi wisata di Kota Magelang mampu menjadi daya tarik tersendiri, katanya, adalah mengintegrasikan wisata, UMKM, pemandu wisata, hingga peran toko oleh-oleh. Jika dijalankan dengan baik, ia yakin penggabungan tersebut mampu mendorong kemajuan sektor wisata di Kota Magelang.
”Tapi terkadang kita belum bisa terbuka. Seperti event yang satu dengan event yang lain saja belum bisa berhubungan. Nah, ke depan kita ingin ada integrasi, sehingga pengunjung merasa nyaman dan betah berada di Kota Magelang karena semuanya ada,” tandasnya.
Dokter spesialis penyakit dalam itu menyebut, bukan promosi yang selama ini menjadi kelemahan sektor wisata di Kota Magelang, melainkan minimnya kolaborasi antara stakeholders terkait. Jika saja kolaborasi dijalankan, dia yakin ke depan Magelang mampu betransformasi sebagai kota kecil yang layak untuk dikunjungi.
”Tujuan utamanya adalah naiknya tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin banyak orang yang datang, maka yang jualan-jualan itu akan laku, perhotelan juga terkena imbas positif. Itu harapan kita,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Magelang, Sarwo Imam Santosa menambahkan, pelatihan relawan Pokdarwis ini bertujuan mengembangkan pariwisata di Kota Sejuta Bunga.
”Target kami nanti setiap kelurahan punya destinasi wisata masing-masing. Untuk sementara, baru ada 5 kelurahan yaitu Tidar Selatan, Tidar Utara, Magelang, Panjang, dan Potrobangsan. Ke depan, seluruh 17 kelurahan akan kita dorong jadi desa wisata,” katanya.
Menurutnya, pelatihan ini digelar karena mayoritas anggota Pokdarwis membutuhkan dorongan dan motivasi. Tujuannya agar mereka mereka mampu mengelola lingkungannya dengan baik sehingga sukses menciptakan desa wisata atau kampung wisata.
”Seperti kita tahu, Kota Magelang banyak potensi wisatanya, terutama wisata religi, wisata sejarah, panorama, wisata kuliner, dan lain sebagainya. Tadi Bapak Walikota (Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz) berpesan supaya ada paket wisata, agar semua terintegrasi,” paparnya.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan, Inti Marwanti dari Pokdarwis Kelurahan Magelang mengaku masih banyak kendala mengembangkan potensi wisata di daerah cikal bakal Kota Magelang tersebut. Pasalnya, meski sudah dibangun beberapa fasilitas dan destinasi wisata, namun sektor promosi wisata di Kampung Mantyasih dirasa masih sangat lemah.
”Terus terang kalau soal promosi kami masih kesulitan. Masih harus dikembangkan nanti ke depannya. Termasuk fasilitas umum seperti tempat parkir dan akses jalan masuk ke Kampung Mantyasih yang sukar dilalui kendaraan besar,” tuturnya. (wid)