MAGELANGEKSPRES.COM, TEMANGGUNG – Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung menemukan sejumlah penyakit saat penyembelihan hewan kurban, Rabu (21/7).
Kepala DKPPP Temanggung Joko Budi Nuryanto mengungkapkan, penyembelihan hewan kurban di Temanggung tidak serentak dilakukan setelah Salat Idul Adha, namun dalam beberapa waktu.
“Ini salah satu langkah dan upaya Pemkab Temanggung dalam mencegah kerumunan saat penyembelihan hewan kurban,” terangnya.
Ia menyebutkan, selama dilakukan pemantauan penyembelihan hewan kurban ditemukan sejumlah penyakit di antaranya cacing pada enam ekor sapi serta penemuan satu kasus hepatitis. Temuan ini juga langsung dilakukan pengamanan.
“Kami bisa pastikan untuk kualitas daging tahun ini lebih bagus dibanding tahun lalu,” kata Joko.
Oleh karena itu pihaknya mengimbau agar masyarakat yang mendapat daging kurban untuk dimasak dengan suhu minimal 100 derajat. Pada suhu tersebut semua penyakit pada hewan akan mati.
Sedangkan terkait protokol kesehatan (prokes) saat penyembelihan, DKPPP memastikan jika penerapan prokes cukup bagus, wajib masker dan juga kerumunan sudah banyak berkurang.
“Namun memang penyembelihan, khususnya sapi, tidak bisa satu orang, butuh dua sampai tiga orang, sehingga kami masih mengingatkan saat di lapangan untuk taat prokes,” terangnya.
Joko memastikan, jika penyembelihan hewan kurban tahun ini lebih sesuai dengan kriteria ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Untuk memenuhi kriteria ASUH tersebut, DKPPP setidaknya menyebar 150 orang tim pemantau penyembelihan di seluruh tempat pemotongan hewan kurban se-Kabupaten Temanggung.
“DKPPP mengerahkan sekitar 150 orang tim pemantau, di antaranya 120 penyuluh pertanian lapangan (PPL) ditambah dokter hewan dan juga sejumlah pegawai, guna memastikan daging sembelihan ASUH,” terangnya.
Ia menambahkan, jumlah hewan kurban pada Idul Adha 1442 H ini ada 182 ekor sapi, 1.678 ekor domba dan 20 kambing yang akan dan sudah dipotong mulai Selasa (20/7) hingga Jumat (23/7) mendatang. Namun jumlah tersebut dipastikan akan terus bertambah.
“Alhamdulillah, meskipun di masa PPKM, penyembelihan berjalan lancar, hewan juga banyak yang sehat, secara stok juga tersedia cukup banyak,” katanya.
Meski demikian, ada beberapa catatan yang harus diperhatikan dalam penyembelihan hewan kurban, khususnya di sisi kesrawan (kesejahteraan hewan) atau prikehewanan dan juga terkait soal penanganan limbah.
“Di sisi kesrawan, kami harap hewan jangan dipotong dulu saat masih bergerak, sementara terkait limbah, beberapa titik belum memiliki tempat khusus untuk penyembelihan, dikhawatirkan, darah itu bisa menjadi media yang luar biasa untuk bakteri,” terang Joko. (set)