MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM – Penutupan Dies Natalis Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang (Polbangtan YoMa) ke-4 berlangsung meriah di kampus Magelang (20/08). Dibuka dengan atraksi topeng ireng dari mahasiswa dan aero dance dari pegawai, seluruh undangan menikmati jalannya acara.
Rangkaian acara Dies Natalis dimulai sejak 30 Mei 2022 dengan kegiatan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Dilanjutkan dengan kuliah umum, donor darah, laga persahabatan silat, seminar nasional, lomba futsal, job fair, bincang peternakan, lomba nekropsi dan pengolahan, bazaar, dan ditutup dengan jalan sehat.
Meski baru menginjak tahun keempat, Polbangtan YoMa telah berpengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan vokasi. Mengalami sebanyak 7 kali transformasi, Polbangtan YoMa terus berbenah membangun sumber daya manusia pertanian.
Bermula sebagai Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) pada tahun 1975, beralih menjadi Sekolah Peternakan Menengah Atas (SNAKMA) Negeri Magelang tahun 1980.
Hingga pada tahun 1987 merintis Diklat APP Kluster Peternakan Yogyakarta II, dilengkapi dengan peralihan menjadi SPP Negeri Magelang Tahun 1988. Kemudian pada tahun 2002, sesuai Keputusan Presiden RI, bertransformasi menjadi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang. Hingga September 2018, kelembagaan STPP beralih menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang.
Perjalanan transformasi ini menegaskan kerja keras Kementerian Pertanian untuk terus menyiapkan generasi pertanian yang unggul, sebagai pencetak kerja (job creator) sekaligus job seeker.
Hal ini disampaikan oleh Bambang Sudarmanto, Direktur Polbangtan YoMa dalam sambutannya.
“Profil lulusan Polbangtan sebagian besar sebagai job creator. Dan turut memenuhi kebutuhan pemerintah pusat dan daerah”, jelasnya.
Hal ini pun ditegaskan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.
“Kementerian Pertanian, melalui BPPSDMP, sangat fokus mencetak generasi milenial pertanian yang andal, kreatif, professional, inovatif dan unggul tentunya dalam penguasaan teknologi pertanian,” katanya.
Generasi milenial di bidang pertanian menjadi tumpuan ekonomi di masa yang akan datang. Fokus dunia akan ketahanan pangan saat ini harus diperjuangkan oleh generasi pertanian mendatang.
Semangat ini terus digelorakan oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo yang meminta para generasi milenial mampu terus membawa pertanian di masa depan yang berdaya saing di dalam dan luar negeri.
“Era mu besok tidak boleh kalah dengan anak- anak Eropa, tidak boleh kalah dengan anak-anak Amerika untuk membuat pertanian yang maju karena tidak ada lagi sekat dimana sains, riset dan teknologi bisa diakses secara terbuka,” tutur Syahrul.
Kemeriahan Dies Natalis ini, menjadi gelora bagi seluruh civitas akademika untuk mengikuti perubahan yang terjadi dan mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman.(hms)