MAGELANGEKSPRES.COM, BOROBUDUR – Produsen perajin mi lethek di Dusun Tuksongo Desa Tuksongo Kecamatan Borobudur tetap eksis. Hingga kini usianya sudah 30an tahun semenjak usaha rumahan tersebut dibuka.
Bahkan bisa dikatakan tetap lancar berproduksi termasuk dalam memasarkan produksinya di masa pandemi Covid 19 ini. Usaha rumahan tersebut saat ini menyerap lima tenaga kerja.
“Bisa dikatakan tidak terpengaruh pandemi covid 19, karena pesanan dari pelanggan tetap ada dan tidak berkurang, kadang malah bertambah,” ucap salah satu pekerja perajin mi lethek, Intarno, Selasa (13/7/2021).
Menurut Intarno, setiap harinya mampu memproduksi 1 kwintal Mi Lethek kering, untuk memenuhi permintaan pelanggan sekitar Magelang dan Purworejo. Mi lethek mempunyai wujud mirip mi soun tersebut, cocok digunakan sebagai pelengkap menu Bakso.
“Rata-rata pelanggan kami adalah pengusaha kuliner, bahkan ada yang restauran di Purworejo. Mi lethek ini sebagai pelengkap Bakso,” terang Intarno.
Adapun mi lethek sendiri, berbahan baku dari tepung aren. Dengan pengolahan khusus sehingga mi tersebut bisa berwujud seperti mi soun, namun dengan warna lebih kusam atau lethek.
“Pertama-tama bahan baku tepung aren kering dicuci dengan menggunakan bak penampungan selama satu minggu. Kemudian dicairkan dan dimasak. Setelah itu dicetak dengan menggunakan mesin press, lanjut dijemur hingga kering kemudian dikemas,” papar Intarno.
Untuk bahan baku tepung aren, membeli dari daerah Banjarnegara dan sebagian dari Borobudur sekitar. Dengan harga Rp9,5 ribu per kg, dan mi lethek dijual Rp22 ribu per kg.
“Harga bahan baku tepung aren lebih stabil, tidak pernah naik harga secara drastis. Paling menjelang Lebaran harga ada kenaikan sedikit, kemudian normal kembali,” ungkap Intarno.(cha)