TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM - Tingginya curah hujan selama musim penghujan 2022 menyebabkan sejumlah bencana alam, termasuk salah satunya jebolnya Dam Sidomakmur di Desa Mergowati, Kedu, Kabupaten Temanggung. Setidaknya membutuhkan biaya Rp3 miliar untuk kembali membangun dam tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Temanggung Toifur Hadi mengatakan, selama musim hujan beberapa bulan lalu menyebabkan banjir yang cukup besar di sejumlah sungai, sehingga Dam Sido makmur di Desa Mergowati Kecamatan Kedu juga ikut menjadi korban.
“Bangunan dam itu hancur karena derasnya banjir yang terjadi di sungai tersebut,” katanya Kamis, (30/6).
Dam Sidomakmur di aliran Sungai Brangkongan yang dibangun pada 1972 tersebut jebol pada 20 Mei 2022 setelah diterjang banjir.
Sehingga lanjut Toifur, untuk membangun kembali pihaknya akan berusaha mengajukan anggaran pembangunan ke BNPB.
“Karena anggaran yang dibutuhkan cukup besar, sedangkan anggaran yang dimiliki Pemkab Temanggung terbatas maka kami mengusulkan anggaran ke BNPB,” katanya.
Ia menyampaikan fungsi dam tersebut sangat vital untuk mengairi sawah di Desa Mergowati dan Karangtejo, Kecamatan Kedu seluas 135 hektar.
Toifur menuturkan akibat jebolnya Dam Sidomakmur tersebut ratusan petani di dua desa yang mengandalkan aliran irigasi dari dam itu terancam tidak bisa menggarap lahan pertaniannya, terutama saat memasuki musim kemarau ini.
Menurutnya, pasca jebolnya dam tersebut, pihaknya bersama masyarakat desa setempat membuat bronjong. Namun bronjong tersebut sifatnya sementara dan jika sewaktu-waktu terjadi banjir bisa jebol lagi.
“Sudah langsung kami tangani beserta dengan masyarakat desa setempat, bronjong sudah dibangun, harapannya air bisa tetap mengalir ke saluran irigasi sehingga petani bisa tetap bercocok tanam, semoga saja anggaran yang kami ajukan bisa segera terealisasi,” harapnya. (set)