WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM – Setelah absen tahun 2020, Festival Sindoro Sumbing ( FSS) akan kembali digelar. Festival tersebut kerjasama antara Pemkab Wonosobo dan Temanggung serta Kemendikbud ristek RI. Dalam suasana pandemi, FSS akan didominasi kegiatan pentas seni secara virtual.
“Mengingat begitu pentingnya esensi kegotongroyongan dan kerjasama seluruh elemen ekosistem kebudayaan dalam kegiatan pemajuan kebudayaan, maka di tahun 2021 ini kami akan kembali berpartisipasi dalam Platform Indonesiana dengan mengangkat tema “Lestari dan Maju”,” ungkap Kepala Disparbud Wonosobo, Agus Wibowo dalam konferensi FSS di pendopo bupati kemarin.
Menurutnya, kata “Lestari” bermakna lestari dalam berbagai segi, baik alam, budaya, ekonomi maupun masyarakat sebagai nuansa harapan yang ingin diwujudkan. Kata “Maju” selaras dengan tujuan Pemajuan Kebudayaan sebagaimana amanat UU Nomor 5 Tahun 2017 yang ingin diraih melalui Festival tersebut.
“Secara umum Festival ini dimaksudkan untuk menguatkan upaya pemajuan kebudayaan di Kabupaten Wonosobo dan Temanggung melalui kegotongroyongan,” katanya
Sementara itu, Direktur FSS, Agus Wuryanto mengemukakan bahwa puncak FSS Platform Indonesiana, akan digelar Rabu (27/10) malam di Gedung Adipura. Dalam perhelatan tersebut akan ditampilkan pagelaran wayang Kedu Gagrak Wonosaban dan Gagrak Temanggung dengan dalang Ki Agus Suprastya SSn (Wonosobo) dan Gunawan Purwoko SSn(Temanggung.).
Pertunjukan wayang khas daerah Wonosobo dan Temanggung itu, selain dapat disaksikan langsung secara terbatas, juga akan ditayangkan secara virtual melalui live streaming. Acara didahului dengan tari pembuka dari Wonosobo garapan koreografer Agung Wahyu Utomo dan Wahyu Widowati.
“Tamu undangan terbatas, dari Kemendikbud, Pemprov Jateng, Pemkab Temanggung dan Wonosobo, BPNB, Balai Bahasa, BPCB dan Balai Arkeologi Yogyakarta,” tegasnya.
Objek pemajuan kebudayaan yang diangkat dalam festival, sesuai pokok pikiran kebudayaan daerah (ppkd) tahun 2018 dan telah dilakukan inventarisir ulang/pemutakhiran data pada tahun 2020 yaitu: Ritus birat sengkala, dalam bingkai acara doa bersama dan birat sengkala hari jadi Kabupaten Wonosobo.
Kemudian upacara Pisowanan Agung hari jadi Kabupaten Wonosobo, yang kami kemas secara terbatas/ “mirunggan”. Bundengan, yang merupakan alat musik tradisional/khas yang sudah ditetapkan WBTB. Tari topeng lengger, yang juga merupakan ikon khas budaya Wonosobo,yang sudah ditetapkan WBTB. Wayang Kedu Gagrak Wonosobo, merupakan ringgit/wayang khas Wonosobo, dengan beberapa ciri khas yang membedakan dengan wayang kulit gagrak Surakarta maupun Yogyakarta .
Untuk mendukung kegiatan platform Indonesiana dalam Festival Sindoro Sumbing akan dilakukan sejumlah kegiatan penting diantaranya, lokakarya tim kerja, lokakarya wayang Kedu Gagrak Wonosobo dan pelatihan Wayang Kedu Gagrak Wonosaban.
“Untuk lokakarya Wayang Kedu Gagrak Wonosobo ini akan langsung diampu oleh dalang Ki Agus Suprastya dan seniman tatah sungging,” pungkasnya. (gus)