TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM – Bupati Temanggung HM Al Khadziq mendorong wilayahnya untuk tetap menjadi kabupaten inklusif, menjadi tempat hidup semua masyarakat, semua agama, semua suku, ras, dengan memberikan hak yang sama sekaligus memberikan rasa nyaman kepada seluruh masyarakatnya. Atau dengan kata lain mendukung penuh rasa toleransi.
Hal tersebut dikatakan Bupati dalam acara Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Silaturahmi Kebangsaan Tokoh Lintas Agama dan Ormas Keagamaan dengan tema “Menjaga Karakter Bangsa”, di Graha Bhumi Phala, Rabu (8/6/2022).
Dikatakan, bagi masyarakat Temanggung, Pancasila, kebersamaan, toleransi, sikap seimbang, adil, sikap di tengah semua golongan sudah ada sejak zaman peradaban kuno Liyangan yang masyarakatnya heterogen. Di Temanggung pula pada masa Mataram Kuno era Rakai Pikatan bisa menyatukan wangsa Syailendra dan Sanjaya.
“Peninggalan nenek moyang itu harus menjadi keteguhan sikap bagi kita untuk mempertahankan Temanggung tetap menjadi kabupaten yang inklusif. Tempat hidup semua masyarakat semua agama, suku, ras, dengan memberikan hak yang sama dan memberikan rasa nyaman kepada seluruh masyarakatnya. Di tangan para tokoh agama saya yakin Temanggung akan menjadi Kabupaten yang Pancasila selama-lamanya,” ujar Bupati.
Menurutnya, setelah pandemi Covid-19 saat ini kita menapaki era baru, yakni recovery mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Seperti ekonomi, pemerintahan, termasuk kembali merajut kerukunan, solidaritas sosial, membangun lagi partisipasi sosial, emansipasi sosial, merajut kembali bangunan tali persaudaraan antar semua warga.
Sementara itu, Ketua FKUB Temanggung Ahmad Soleh mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah mewujudkan Temanggung yang tentrem, marem, lan gandem. Namun hal itu tidak akan bisa terwujud jika para tokoh agama tokoh masyarakat tidak saling mengenal tidak saling memahami. Maka ditekankan bahwa kerukunan sesungguhnya bukan hanya sekadar di tataran lesan saja, tapi juga pada tataran rasa dan hati.
“Dengan begitu tidak ada satu gap, atau pemilah di antara agama apapun dengan rajutan nilai-nilai kemanusiaan itu. Karena sesungguhnya hakiki ajaran agama itu pada kemanusiaan dan sosial,” bebernya.
Ketua MUI Temanggung KH Yakub Mubarok berharap agar acara ini dapat menjadi wadah membentuk karakter khususnya bagi para pemimpin di Kabupaten Temanggung untuk menyatukan langkah. Jika ada satu visi, satu misi maka ke depan Temanggung bisa berjaya, barokah.
“Kalau kita bersatu, kokoh, kuat tidak akan ada musuh yang mampu menumbangkan kita sekalian. Jadi para pemimpin ingin masyarakat itu menyatu, tidak terpecah-pecah tidak terkotak-kotak. Apalagi kita melihat bangsa ini sedang mengalami masalah,” pesannya. (riz)