MAGELANGEKSPRES.ID, WONOSOBO – Hujan deras yang terjadi di wilayah Kecamatan Kepil memicu tanah bergerak di Desa Tegeswetan. Akibatnya puluhan rumah mengalami retak retak.
“Hujan deras berhari hari, picu tanah bergerak. Dampaknya rumah warga di desa kami banyak yang retak retak bàhkan amblas,” ungkap Kepala Desa Tegeswetan, Agus Setyo.
Menurutnya penyebab terjadinya bencana rumah retak disebabkan hujan yang terjadi dalam beberapa hari, sehingga tanah mengalami pergeseran dan menyebabkan longsor.
“Dengan adanya tanah bergerak itu, puluhan rumah retak. Tiga unit rumah dintaranya cukup parah,” ujarnya.
Pihaknya mengaku sudah melakukan proses pendataan terhadap kondisi tersebut. Selain itu juga memantau kondisi lingkungan setempat.
“Yang kondisinya rusak parah ada satu unit rumah di Dusun Simerak. Bahkan sudah tidak layak huni, akan kita usulkan bantuan melalui RTLH, ” ucapnya.
Sedangkan di Dusun Bojongan ada sejumlah titik kerusakan seperti senderan ambrol, pagar rumah ambruk, tembok retak retak dan halaman rumah amblas.
“Kami juga temukan ada 10 rumah warga yang rusak ringan, namun masih bisa dihuni,” ucapnya.
Sementara itu, Kusnianto Babinsa Tegeswetan bersama perangkat desa melaksanakan kegiatan monitoring dan pendataan rumah warga yang mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah akibat curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari.
“Kami menghimbau kepada para korban bencana tersebut agar selalu waspada. Sebab saat ini curah hujan masih tinggi sehingga bisa menyebabkan tanah longsor atau terjadi pergeseran tanah lebih besar lagi,” katanya
Untuk menghindari adanya kerugian yang semakin besar maka Babinsa menyarankan kepada masyarakat untuk saling tolong menolong, membantu yang sedang mengalami musibah. Pemantauan kondisi sekitar terus diperhatikan semua warga. Tanda yang paling mudah adalah jika ada pohon atau tiang listrik mengalami kemiringan tidak seperti biasanya maka dimungkinkan akan terjadi bencana tanah longsor. (gus)