TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES. COM – Dengan harapan agar seluruh hasil panenan milik para petani lokal dapat terserap seluruhnya oleh pihak industri atau pabrikan, Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) meminta pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung agar membuat sebuah skema yang dapat mengendalikan masuknya tembakau asal luar daerah.
“Kami berharap agar Pemkab Temanggung dapat membuat sebuah skema yang mampu mengendalikan masuknya tembakau dari luar daerah agar kemurnian hasil panenan tembakau petani lokal tetap terjaga. Artinya, seluruhnya dapat terserap oleh industri dan menjadi prioritas,” ujar Sekretaris DPC APTI Kabupaten Temanggung, Yamuhadi, Rabu (31/8/2022).
Pihaknya menyebut, saat ini Kabupaten Temanggung sudah tidak lagi menjadi poros utama sentra pertembakauan, namun juga menjadi pasar setiap musimnya. Hal itu disebabkan oleh masuknya komoditas tembakau dari beberapa daerah di luar Temanggung.
“Menurut kami sekarang Temanggung dapat dikatakan bukan lagi hanya sentra produsen tembakau, namun telah menjadi pasar bagi masuknya tembakau-tembakau asal luar daerah,” bebernya.
Sementara itu, terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung, Joko Budi Nuryanto menyebut, berdasarkan data tahun lalu total kebutuhan tembakau oleh pihak pabrikan mencapai angka 30.000 ton.
Dari total kebutuhan tersebut, di tahun lalu, tembakau dari Kabupaten Temanggung hanya mampu memenuhi sekitar 12.000 ton.
Sedangkan, secara luasan lahan tanam, Kabupaten Temanggung tahun ini mempunyai lahan tembakau sekitar 16.300 hektare atau turun dari tahun lalu yang luasannya mencapai 18.600 hektare.
“Kendati terjadi penurunan luasan lahan tanam, akan tetapi hal ini tidak memiliki korelasi langsung dengan tingkat produktifitas. Termasuk pengaruh dari faktor cuaca yang di warnai dengan tingginya curah hujan,” pungkasnya. (riz)