MAGELANGEKSPRES.ID, MAGELANG – Aktivitas Gunung Merapi menurun. Pengungsi diperbolehkan pulang ke desa masing-masing. Berdasarkan Data BPPTGK, data Probabilitas lanjutan pada 15 Januari 2021 08.00 WIB, menyebutkan Erupsi Efusif 40,3 persen, Eksplosif 21,5 persen, Crypto Eks 20,6 persen, dan Intrusi 17,6 persen.
“Berdasarkan total distribusi probabilitas dari 17 indikator, maka aktivitas saat ini dominan ke arah Erupsi Efusif 40,3 persen. Skenario awal Barat dan Barat laut, tapi sekarang bergeser ke barat daya, tapi status masih siaga,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edi Susanto, Jumat (22/1/2021).
Edi menambahkan, kendati pengungsi pulang ke desa masing-masing, untuk logistik diamankan antisipasi ada pengungsian baru, serta ronda malam tetap dilaksanakan.
“Merapi melepaskan energinya, tidak disimpan terus. Hal ini bagus untuk mengurangi tekanan. Namun kita menghadapi ketidak pastian yang tinggi. Kita percaya data, bisa disimpulkan aman, namun bila Tuhan berkehendak lain, semua masih bisa berubah. Karenanya logistik tetap diamankan, dan warga di desa masing-masing tetap waspada terhadap perubahan yang terjadi,” papar Edi.
Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi membuka data dan mengambil kesimpulan kepada empat desa pengungsi di wilayah Kecamatan Dukun di Pusdalops BPBD Kabupaten Magelang.
Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Desa Paten, Ngargomulyo, Krinjing dan Keningar. Hadir juga Camat Dukun, Koramil Dukun dan Polsek Dukun.
Dalam kesempatan tersebut, Camat Dukun, Amin Sudrajat, mengatakan, berdasarkan data probalitas per 15 Januari, aktivitas Merapi sudah berubah, dari tipe erupsi eksplosif mendominasi, dan berubah efusis. Dirinya memastikan warganya tetap patuh dengan pemerintah, apabila ada perintah untuk kembali mengungsi.
“Tetap siaga, ketika sewaktu-waktu ada perintah untuk menjauh dari wilayah bahaya dan kembali ke pengungsian, serta pantau aktifitas Merapi,” terang Amin.
Semenyara, Kades Ngargomulyo, Widodo menuturkan, warganya sudah pulang lebih dahulu dari Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Tamanagung Muntilan.
“Meskipun sudah pulang lebih dulu, masyarakat siap diungsikan, apabila ada perubahan,” terang Widodo.
Untuk Desa Krinjing akan warganya sebanyak 121 jiwa, akan dipulangkan pada Jumat (22/1/2021). Kepala Desa Krinjing, Mail, menuturkan, kondisi Merapi saat ini dinilai aman membuat warganya ingin pulang ke rumah.
“Menjembatani permintaan warga di Deyangan sudah dua bulan lebih. Kebetulam aktivitas Merapi kegempaan deformasi sudah turun secara seknifikan. Dikabulkan boleh pulang meskipun sifatnya sementara. Bilamana ada peningkatan status menjadi awas siap mengungsi lagi di TEA Deyangan,” tutur Mail.
Sedangkan untuk warga pengungsi yang masih ditempat pengungsian adalah dari Desa Paten, yaitu Dusun Babadan 1 di Tempat Evakuasi Akhir Desa Banyurojo berjumlah 265 jiwa dan Dusun Babadan 2 di Tempat Evakuasi Akhir Desa Mertoyudan, berjumlah 71 jiwa.
Sementara itu, perwakilan dari Dinas Sosial Kabupaten Magelang, Ani menyatakan, perihal logistik yang ada di TEA, semua sudah di siapkan dari dinas sosial. Kebutuhan yang disiapkan meliputi bahan-bahan seperti sembako, untuk bahan-bahan mentah seperi sayur, bawang merah, bawang putih.
“Memang kami pasrahkan kepada pihak TEA untuk membeli sendiri lalu uangnya akan kami kembalikan dengan membuat Surat Pertanggung Jawaban(SPJ),” katanya.
Diakuinya, banyaknya keluhan mengenai lambannya penggantian uang untuk pembelian bahan-bahan di TEA.
“Lamanya pengembalian uang kepada pihak TEA di karenakan dalam prosesnya, harus mengetahui banyak pihak. Namun, akan tetap dikembalikan berapa pun yang telah dipakai,” tandasnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Magelang, Pranowo mengaku dirinya juga menerima keluhan dari pengungsi bahwa selama 3 bulan mengungsi banyak yang kehabisan uang. Kebanyakan dari mereka uangnya habis untuk transportasi selama bolak-balik dari TEA ke desa tempat mereka tinggal. Padahal uang tersebut harusnya digunakan untuk biaya tanam.
“Keluhan tersebut akan kami gunakan sebagai bahan evaluasi pihak BPBD Kabupaten Magelang,” ungkap Pranowo. (cha/amirmagang)