WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM – Tingginya kasus kematian akibat terpapar covid 19, semakin meningkat. Bahkan lonjakan terjadi pada Juli yang mencapai angka ratusan orang. Terkait hal tersebut, semua pihak untuk menyikapi dampak pandemi dengan sabar dan bijaksana.
“Tetap saling menjaga diri dan keluarga dari paparan virus ini. Tetap mengedepankan kepedulian terhadap sesama dan gotong royong dalam upaya bersama menghadapi pandemi yang belum mereda ini,” ungkap Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar.
Menurutnya, ada satu persoalan yang hingga saat ini menyita perhatian semua pihak. Yaitu, masih terjadi rebutan jenazah antara keluarga dan petugas kesehatan yang ditugaskan. Hal ini mestinya tidak perlu terjadi lagi jika semua bisa memahami kondisi yang sedang dihadapi.
“Baru-baru ini, sering terjadi rebutan jenazah. Rebutan pemulasaraan prokes dan non prokes antara keluarga dan petugas kesehatan,” katanya.
Terkait hal itu, pihaknya menegaskan pemerintah sudah memberikan pelatihan terhadap pemulasaraan jenazah, hingga ke tingkat desa bekerjasama dengan MUI dan organisasi keagaamaan lainya, untuk melatih pemulasaraan yang baik dan benar sesuai aturan agama dan pemerintah.
“Kita sudah melakukan patihan-pelatihan pemulasaraan jenazah bekerjasama dengan MUI dan juga organisasi keagamaan. Bagaimana cara pemulasaraan jenazah yang benar, sehingga jangan sampai terjadi lagi rebutan jenazah antara keluarga dan petugas dari rumah sakit,” tandasnya.
Pihaknya berharap, kedepan kasus rebutan jenazah sudah tidak perlu lagi terjadi. Sebab, hal tersebut justru akan semakin menambah situasi pasien di rumah sakti memburuk dan keluarga yang ditinggalkan akan semakin sedih.
“Yang dibutuhkan saat ini kedepankan rasa kemanusiaan dan solidaritas,” ucapnya.
Albar juga meminta kepada pemerintah desa dan kelurahan untuk memperkuat tim pemakaman, serta melengkapi mereka dengan alat pelindung diri (APD) lengkap. Sehingga, ketika ada warga yang meninggal tim langsung bergerak cepat.
“Sesuai arahan dari satgas kabupaten kepada satgas desa, bentuk tim pemulasaraan hingga pemakaman, agar tidak terjadi kepanikan dan senatiasa siap membantu sesuai standar protokol kesehatan,” pungkasnya. (gus)