KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM – Sempat mengalami krisis ruang isolasi mandiri (Isoman) dan ruang ICU di rumah-rumah sakit rujukan akibat jumlah pasien positif Covid-19 yang membludak di Kota Magelang, kini perlahan jumlah pasien mulai menurun.
Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz memberi apresiasi kepada seluruh masyarakat. Pasalnya, ia menilai hasil dari PPKM darurat dan level 4 selama tiga pekan terakhir berhasil mengurangi mobilitas warga secara optimal.
“Alhamdulillah ini berkat kerja sama dan komitmen masyarakat Kota Magelang yang selalu disiplin dan taat terhadap aturan selama PPKM,” kata Aziz, saat dihubungi, Senin (26/7).
Menurutnya, Kota Magelang menjadi salah satu daerah yang harus menjalankan PPKM level 4 lanjutan, 26 Juli sampai 2 Agustus 2021. Namun meski menyandang level tertinggi PPKM, hal ini tidak serta merta karena tingginya kasus di Kota Magelang.
“Hampir 70 persennya rumah sakit kita menangani pasien dari luar daerah. Tapi tidak apa-apa, aksi kemanusian dan kesehatan memang harus seperti itu. Tidak ada membeda-bedakan domisili sesuai KTP. Semua harus bersama-sama dan kompak,” ujarnya.
Dia melihat tren positif kasus Covid-19 ditunjukkan dengan penurunan bed occupancy rate (BOR), jumlah isoman, penurunan kasus harian, hingga angka kematian akibat Covid-19.
“Hampir semuanya turun, baik BOR, positive rate, isoman, dan angka kematiannya. BOR rumah sakit rujukan saat ini sudah menurun di angka 79 persen sebelumnya, saat PPKM darurat, BOR mencapai 82,9 persen. Walaupun tidak signifikan, tapi ini adalah kabar baik,” jelasnya.
Orang nomor satu di Kota Magelang tersebut mengaku telah mengeluarkan Instruksi Walikota Magelang Nomor 2 tahun 2021 tentang PPKM Level 4 di wilayah Kota Magelang mulai 26 Juli sampai 2 Agustus 2021. Secara garis besar, katanya, aturan-aturan dalam PPKM Level 4 ini masih sama dengan aturan PPKM Darurat.
Di sektor pendidikan, pelaksanan belajar mengajar baik di sekolah, perguruan tinggi, akademi, tempat pendidikan/pelatihan dilakukan secara daring/online. Kemudian, perusahaan-perusahaan sektor non-esensial wajib memberlakukan 100 persen bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Lalu, perusahaan-perusahaan sektor esensial dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50 persen. Sementara perusahaan-perusahaan sektor kritikal dapat beroperasi 100 persen.
Tempat ibadah seperti masjid, musala, gereja, pura, vihara, dan kelenteng tidak mengadakan kegiatan peribadatan/keagamaan berjemaah selama PPKM dan mengoptimalkan ibadah di rumah.
“Fasilitas umum seperti area publik, taman umum, tempat wisata umum, dan area publik lainnya ditutup sementara,” katanya.
Sektor lain, seperti supermarket, pasar tradisional, toko kelontong, dan pasar swalayan hanya dapat beroperasi hingga pukul 20.00 dengan kapasitas pengunjung maksimal 50 persen. Selanjutnya, warung makan terbuka, pedagang kaki lima (PKL) mulai diperbolehkan memfasilitasi makan di tempat (dine in) dengan durasi maksimal 20 menit. Untuk restoran dan warung tertutup hanya diperbolehkan take away.
Resepsi pernikahan juga sama. Selama PPKM Level 4, masyarakat tidak boleh menggelarnya.
“Khusus untuk PKL meskipun masih dibatasi 50 persen kapasitas dan 20 menit maksimal waktu makan, tapi ini jadi motivasi bagi kita untuk bisa menaikkan kekuatan ekonomi masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Direktur RSUD Tidar, Septi Milna Sulistiyaning membenarkan jika kondisi rumah sakit di Jalan Tidar itu kini mulai melandai. Antrean pasien di IGD, lanjutnya, hampir tidak ada lagi.
“Keterisian tempat tidur pasien Covid-19 juga masih tersedia. Sudah mulai landai sekarang,” ujarnya.
Milna menyebut, pasien asal Kota Magelang yang dirawat di RSUD hanya sekitar 40 persennya. Lainnya adalah pasien dari luar daerah.
“Jadi sebenarnya kalau berdasar PPKM harus Kota Magelang tidak masuk level 4. Tetapi Kementerian Kesehatan kemungkinan melihatnya adalah BOR rumah sakit secara utuh, tidak dibedakan asal dari pasien itu sendiri,” ungkapnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang per Sabtu 24 Juli 2021, penambahan kasus aktif baru sebanyak 39 orang. Dengan begitu maka total kasus yang ditemukan sebanyak 4.763.
Dari jumlah itu, 4.055 orang dinyatakan sembuh, 76 orang masih dirawat di rumah sakit, isolasi terpusat di hotel 17 orang, isolasi di rumah 386, dan meninggal dunia 201 kasus.
Sedangkan BOR rumah sakit rujukan, juga mulai menurun, seperti di RSUD Tidar yang masih menyisakan 25 tempat tidur dari 156 yang tersedia. Selanjutnya, RST dr Soedjono tersisa 20 tempat tidur dari 152 ketersediaan. Kemudian di RSJP Prof Dr Soerojo tersisa 73 tempat tidur isolasi, dari total kapasitas 220 tempat tidur. Yang terakhir, RSUD Budi Rahayu menyisakan 2 tempat tidur dari 50 tempat tidur yang disediakan. (wid)