MAGELANGEKSPRES.COM, MAGELANG – Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz mengajak dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi yang memiliki keahlian bidang kesehatan untuk berpartisipasi dalam penanganan Covid-19 di Kota Magelang. Para mahasiswa, bisa menjadi relawan guna menutup kekurangan tenaga kesehatan (Nakes) baik yang mengurus Covid-19 maupun non-Covid-19.
”Kami mengajak mahasiswa dan mahasiswi dari perguruan tinggi untuk menjadi relawan. Sekaligus untuk membantu para nakes yang saat ini jumlahnya terbatas,” kata Aziz saat memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di Ruang Sidang Lantai II, Kantor Walikota Magelang, Senin (29/6).
Menurut Aziz, Kota Magelang tak terlalu kesulitan mendapatkan tempat isolasi terpusat baru. Bahkan saat ini, sudah tersedia tiga tempat isolasi terpusat yang masih longgar antara lain, Hotel Borobudur, Hotel Safira, dan Poltekkes Semarang di Magelang Utara.
”Tapi persoalannya, nakes kita terbatas. Jadi, penekanannya sekarang bahwa kita membutuhkan peran serta aktif dari berbagai kalangan dalam menanggulangi pandemi Covid-19 yang masih terus mengalami peningkatan kasus positif,” ujarnya.
Ia menilai, diperlukan semangat gotong-royong dan dukungan besar dari semua pihak, termasuk kalangan akademisi. Ia yakin, mahasiswa kesehatan merasa punya panggilan hati untuk membantu tugas kemanusiaan ini.
”Yang penting kita sediakan anggarannya untuk insentif nakes khusus ini. Saya yakin, nakes mahasiswa kalau sudah ada panggilan kemanusiaan dia akan datang,” ungkapnya.
Dokter spesialis penyakit dalam itu menuturkan, bantuan dari relawan mahasiswa tenaga kesehatan berperan krusial mengatasi persoalan kekurangan nakes di rumah sakit rujukan maupun tempat isolasi terpusat.
”Kota Magelang punya Fikes, STIKES, dan Poltekkes. Memang kekhawatiran dan ketakutan itu pasti ada. Tapi ini bisa diatasi jika kita melakukan siasat yang tepat. Sebisa mungkin kita berikan edukasi, agar mereka (relawan) tidak sampai tertular,” paparnya.
Aziz mencontohkan kebijakan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang turut mendorong keterlibatan mahasiswa tingkat akhir pada fakultas kedokteran dan keperawatan. Mereka diminta menjadi relawan, karena banyak daerah di Jawa Tengah yang kini krisis SDM nakes.
”Rata-rata mahasiswa tingkat akhir itu sudah siap jadi relawan. Soal risiko, tidak hanya nakes, tapi semua masyarakat juga berisiko. Saya kira, mahasiswa akan terketuk hatinya untuk jadi relawan,” tuturnya.
Ia pun mendorong, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang untuk segera membuat kesepakatan dengan Stikes dan Poltekkes, atau perguruan tinggi yang memiliki fakultas keperawatan agar membuka lowongan tersebut.
”Soal nanti penempatannya, kita akan dampingi. Jadi mereka (relawan) tidak langsung diterjunkan dan dibiarkan begitu saja, tapi minimal ada senior yang harus mengedukasi, memberikan arahan, dan instruksi kepada para relawan ini,” terangnya.
Wacana tersebut rupanya mendapat tanggapan positif. Salah satunya dari Fakultas Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma).
Dekan Fikes Unimma Dr Heni Setyowati SKp MKes mengatakan, pihaknya akan segera menawarkan kepada mahasiswa, terutama yang sudah menjalani pendidikan tahap akhir, untuk menjadi relawan nakes. Namun dia berharap, Pemkot Magelang memfasilitasi alat pelindung diri (APD) kepada para relawan mahasiswa, agar terhindar dari penularan Covid-19.
”Kami sangat setuju karena memang perawat tugasnya memberi pertolongan kepada masyarakat. Sebagai reward-nya nanti kami berikan rekognisi untuk penyetaraan dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Namun, saya harap pemerintah untuk memenuhi kebutuhan APD kepada mahasiswa yang mau jadi relawan nakes,” pungkasnya. (wid)