MAGELANGEKSPRES.COM, MAGELANG – Mantan Gubernur Akademi Militer (Akmil) Magelang juga mantan Pangdam Jaya, Letnan Jenderal (Letjen) TNI Dudung Abdurachman mengunjungi Akmil, Senin (28/6). Dudung yang kini menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) datang untuk memberikan pembekalan kepada ratusan taruna di Gedung Moch Lilly Rochli, Akmil.
Dudung mengatakan, lahirnya Kostrad identik dengan mitos lahirnya Gatotkaca. Sosok dalam pewayangan itu lahir dengan nama Jabang Tetuka, putra dari Bima dan Dewi Arimbi ini sempat membuat kehebohan. Pasalnya, tali pusar dari Gatotkaca tidak bisa dipotong layaknya bayi pada umumnya. Segala hal pun sudah dicoba hingga akhirnya Gatotkaca menginjak usia satu tahun, tapi tetap memiliki tali pusar.
”Mirip dengan kelahiran Kostrad dan Gatotkaca. Lahirnya Kostrad sudah diberi kepercayaan melaksanakan tugas operasi dengan sukses di Irian Barat yaitu “Operasi Trikora”,” katanya.
Hal ini merupakan suatu gemblengan pengalaman seperti gemblengan Gatotkaca yang digodog dalam Kawah Candradimuka yang akhirnya keluar menjadi ksatria yang gagah berani. Gatotkaca dikenal punya otot kawat tulang besi, pilih tanding disegani lawan maupun kawan.
”Peran dan tugas pokok Kostrad sebagai Komando Utama Operasi untuk menyelenggarakan operasi pertahanan keamanan tingkat strategis. Sesuai dengan kebijakan Panglima TNI, maka tugas Kostrad adalah membina kesiapan operasional atas segenap jajaran komandonya yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kasad,” ujarnya.
Dudung menambahkan, Kostrad dalam melaksanakan tugas pokoknya menyelenggarakan fungsi utama operasi militer untuk perang. Meliputi, operasi gabungan, operasi matra darat, dan operasi bantuan operasi militer selain perang (OMSP), baik bersifat tempur maupun non tempur.
”Kompetensi Perwira Pertama (Pama) di Satuan Kostrad mengedepankan intelektual, fisik yang prima, berintegritas, berkarakter, kehormatan, jiwa juang yang tangguh, dan “Ing Ngarso Sung Tulodo” (Seorang pemimpin harus bisa menjadi suri tauladan) serta berani mengambil keputusan,” tandasnya.
Ia menuturkan, dalam suatu pertandingan pasti ada pihak yang kalah dan menang. Namun, prajurit tidak boleh menyerah maupun putus asa.
”Sebab, sikap menyerah dan putus asa merupakan kegagalan yang sangat menyedihkan dalam setiap hidup,” pungkasnya. (wid)