MAGELANGEKSPRES.COM, MAGELANG – Pemkot Magelang kembali menyediakan dua tempat isolasi terpusat penanganan pasien Covid-19. Keduanya adalah mess Cipta Karya Bayeman, Kecamatan Magelang Tengah, dan Hotel Borobudur, Kecamatan Magelang Utara. Upaya itu untuk mengantisipasi ledakan kasus Covid-19 yang mengalami grafik kenaikan sejak beberapa minggu terakhir.
Walikota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz mengatakan, meskipun sejauh ini bad occupancy rate (BOR) di 4 rumah sakit rujukan masih di bawah 50 persen, namun upaya pencegahan harus terus dilakukan. Salah satunya menyiapkan tempat isolasi selain di rumah sakit itu.
“Ketersediaan TT (Tempat Tidur) di rumah sakit rujukan di Kota Magelang masih di atas 50 persen. Rata-rata memang orang tanpa gejala (OTG) sehingga mereka cukup menjani isolasi mandiri,” ujar Aziz.
Mess Cipta Karya mampu menampung 32 pasien sedangkan hotel Borobudur sekitar 38 pasien. Pihaknya mengakui terjadi lonjakan kasus Covid-19 beberapa waktu terakhir. Jika biasanya temuan kasus berkisar 12-20 orang per pekan, kini mencapai 70-76 kasus per pekan.
“(Lonjakan) tidak semata disebabkan penularan yang tinggi. Tapi karena di sisi lain tracing dan testing juga kami tingkatkan sampai 300 persen dari minggu-minggu lainnya. Terutama setelah libur lebaran,” ujarnya.
Aziz mengingatkan kepada masyarakat untuk terus disiplin protokol kesehatan. Satgas Penanganan Covid-19 juga mengoptimalkan 3T (tracing, testing, treatment), dan sosialisasi masif pelaksanaan 5M (mencuci tangan, mengenakan masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan) di masa PPKM Mikro saat ini.
Terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Magelang dr Intan Suharyati menambahkan, ruang isolasi di rumah sakit rujukan di Kota Magelang pasien positif Covid-19 bergejala, sedangan pasien tanpa gejala dan gejala ringan bisa isolasi mandiri maupun terpusat.
“Untuk rumah sakit umum hanya untuk pasien yang bergejala. Sedangkan OTG, ada yang di rumah dan terpusat. Kalau di rumah diawasi ketat oleh satgas Jogo Tonggo dan ada tempat khusus yang layak. Jika tidak punya (tempat layak) maka disarankan untuk terpusat di tempat yang kita sediakan, yakni di Mess Cipta Karya Bayeman dan Hotel Borobudur,” terang Intan.
Sebelumnya, Pemkot Magelang menyediakan TT di RSUD Budi Rahayu untuk pasien OTG. Namun saat ini dari 50 TT sudah terisi 36 pasien.
“Sebetulnya di RSUD Budi Rahayu ada sekitar 60 TT, tapi kita disiapkan 50 agar tidak terlalu penuh dan masih layak untuk isolasi pasien,” imbuhnya.
Adapun di Hotel Borobudur saat ini sudah terisi lebih dari 22 orang pasien tanpa gejala. Sebagian besar diantaranya adalah mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) Magelang dan masyarakat umum.
Ketua DPRD Kota Magelang, Budi Prayitno mengapresiasi kinerja Pemkot Magelang yang responsif menyikapi lonjakan kasus beberpa minggu terakhir, dengan cara menambah tempat isolasi terpusat. Menurutnya, dibanding isolasi mandiri di rumah, isolasi terpusat kauh efektif.
“Lebih bagus yang terpusat karena terkontrol tenaga kesehatan, asupan OTG juga terpantau dengan baik. Kemudian masalah kedisiplinan, karantina di hotel terpusat bisa menjamin tidak berkontak dengan orang lain,” ujarnya.
Dibanding dengan isolasi mandiri di rumah, katanya, pengawasan karantina sukar dilakukan. Betapa tidak, karena para petugas Satgas Jogo Tonggo kemungkinan punya kesibukan atau pekerjaan lainnya.
“Kalau tenaga kesehatan kan memang profesionalnya di situ. Beda kalau Satgas Jogo Tonggo hanya tentatif, pengawasannya juga tidak bisa 24 jam. Saya kira lebih aman terpusat saja, baik bagi warga mampu maupun kurang mampu, karena ini demi efektivitas penanganan OTG Covid-19,” pungkasnya. (wid)