MAGELANGEKSPRES.COM, WONOSOBO – Dinas Pendidikan dan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Wonosobo gelar simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di 35 sekolah selama empat hari ini. Dari 35 sekolah yang melakukan uji coba ini, satu sekolah digagalkan izinnya lantaran berada di zona merah covid-19.
“35 sekolah ini yang memang telah memenuhi syarat untuk melangsungkan PTM. Termasuk beberapa sekolah yang waktu lalu melangsungkan ujian sekolah,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga (Disdikpora) Wonosobo M Kristijadi ketika ditemui di SMP Negeri 2, Jumat (11/6).
Menurutnya, simulasi sekolah PTM ini akan berjalan selama sembilan hari. Dimulai pada Rabu 9 Juni hingga Kamis 17 Juni 2021. Dengan memprioritaskan PTM itu pada 35 sekolah yang telah direkomendasikan oleh Disdikpora.
Secara umum pihaknya mengaku jika dalam tiga hari pelaksanaan simulasi PTM dengan prokes Covid-19 itu berjalan aman dan lancar. Pasalnya dari hasil evaluasi pertama ini banyak respon positif yang diterimanya. Lantaran anak didiknya itu merasa lebih bisa menikmati proses pembelajaran yang dilakukan secara langsung.
Namun dari 35 sekolah yang melakukan simulasi PTM, ada satu sekolah yang ditangguhkan. Yakni di SD Negeri 1 Kalibeber, Kecamatan Mojotengah. Sebab lingkungan sekitar sekolah tersebut per Jum’at 11 Juni 2021 ini masih dinyatakan sebagai zona merah kasus Covid-19.
“Menimbang resiko yang harus ditanggung jika terus dilanjutkan maka PTM terpaksa ditunda terlebih dahulu,” katanya.
Lebih lanjut, mantan kepala BPPPKAD itu menjelaskan bahwa PTM di masa pandemi global covid-19 ini, dilakukan di 17 SD dan 18 SMP yang tersebar di berbagai wilayah di Wonosobo, itu akan jadi percontohan PTM tahap berikutnya.
“Dalam menentukan lokasi sekolah untuk PTM, Disdikpora melakukan prosedur secara selektif, terbatas dan bertahap. Sehingga diharapkan pelaksanaan PTM bisa berjalan dengan aman, lancar dan sukses,” lontar dia.
Jika PTM berhasil maka PTM pada tahun ajaran baru 12 Juli 2021 nanti bisa diperluas lagi. Sekolah yang belum melakukan simulasi PTM kali ini, bisa belajar dari sekolah yang sudah melaksanakan PTM sebelumnya.
Sementara itu, Kabid Pengembangan Kurikulum dan Pengendalian Mutu pendidikan (Bangkurdalmut), Disdikpora, Slamet Faizi menambahkan, target dari PTM ini bukan pada capaian target pembelajaran tapi lebih pada pelaksanaan prokes covid-19 dengan disiplin tinggi di sekolah. Warga sekolah pun diharapkan bisa menjadi duta speaking penerapan prokes di lingkungan masing-masing.
“Untuk melaksanakan PTM, sekolah, siswa sudah, guru dan tenaga kependidikan sudah diseleksi ketat. Guru dan tenaga kependidikan sudah divaksin sebelumnya. Siswa tidak punya penyakit bawaan, bukan berasal dari daerah zona merah, pulang berangkat dijemput dan mendapat ijin dari orang tua,” terangnya.
Sedangkan, Kepala SMP Negeri 2 Wonosobo Saryono menjelaskan dari 758 siswa yang ada hanya diambil 72 siswa untuk mengikuti PTM. Mereka sejak berangkat sekolah, masuk lingkungan sekolah, pembelajaran di kelas dan pulang sekolah wajib melaksanakan prokes Covid-19 secara ketat.
“Berangat pulang sekolah dijemput orang tua, sebelum masuk lingkungan sekolah harus mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, diukur suhu tubuhnya dan selalu menjaga jarak ketika berada di kelas. Dalam 1 kelas hanya ada 12 siswa dengan satu guru,” terangnya.
Siswa yang mengikuti PTM, sambungnya, juga tidak wajib mengenakan seragam sekolah. Boleh memakai baju dan celana bebas namun tetap memperhatikan aspek kesopanaan.
“Selama PTM setiap hari anak wajib ganti baju yang berbeda. Jadi kalau seragam hanya dua yang dimiliki, maka alternatifnya boleh membawa baju ganti yang lain,” tutupnya. (gus)