MAGELANGEKSPRES.COM, MAGELANG – Kota Magelang meraih Penghargaan Nirwasita Tantra dan Green Leadership tahun 2020 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk kategori Kota Sedang. Penghargaan Nirwasita Tantra ditujukan kepada kepala daerah, sedangkan Green Leadership kepada Ketua DPRD.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang, OT Rostrianto mengatakan, penghargaan itu disampaikan melalui surat bertandatangan Sekjen Kementerian LHK, Bambang Hendroyono, 8 Juni. Penghargaan diserahkan pada 15 Juni di Jakarta secara hybrid (online dan offline).
“Penghargaan ini diberikan pada momen Hari Lingkungan Hidup yang jatuh setiap 5 Juni. Kita di posisi kedua di bawah Ambon dan di atas Madiun. Penghargaan ini sebenarnya pengganti Piala Adipura yang tahun 2020 lalu tidak ada,” katanya, Jumat (11/6).
Dia menjelaskan, sebenarnya tahun 2019 tim dari Kementerian LHK sudah melakukan penilaian, bahkan terjun ke lapangan. Namun, karena pandemi Covid-19, maka penghargaan Piala Adipura ditiadakan sementara.
“Meski begitu, penilaian tetap dilanjutkan dan kita pun mengirimkan data-data serta dokumen yang dibutuhkan. Tahun ini akhirnya muncul penghargaan tersebut yang penilaiannya hanya berdasarkan data dan dokumen yang kita kirimkan,” katanya.
Penilaian dititikberatkan pada keberpihakan kepala daerah dan sinergi dengan legislatif. Oleh karena itu, muncul pula penghargaan Green Leadership untuk Ketua DPRD Kota Magelang, karena komitmen yang tinggi dalam mendukung pelestarian lingkungan.
“Eksekutif dan legislatif sama-sama komitmen tinggi terhadap lingkungan. Eksekutif punya banyak program dan anggaran untuk lingkungan, sedangkan legislatif mendukung dari sisi persetujuan anggaran, sehingga keduanya saling bersinergi,” jelasnya.
Ia menilai, penghargaan ini cukup membanggakan. Sekaligus menjadi daya rangsang yang baik untuk masyarakat membiasakan diri peduli pada lingkungan. Pemerintah sudah berupaya maksimal dengan kegiatan dan anggaran, tapi kalau masyarakat tak peduli maka akan percuma.
“Harapan saya masyarakat ke depan makin peduli pada lingkungan, minimal yang terdekat, yakni rumah tangga. Keluarga sudah membiasakan diri mengolah sampah, melakukan penghijauan, selalu membersihkan kawasan, dan lainnya,” jelasnya.
Hal ini, imbuh Otros, dapat berdampak pada Kota Magelang yang betul-betul layak huni, nyaman ditempati dan dikunjungi, dan polusi juga terkendali. Pihaknya pun terus menata kawasan Kebun Raya Gunung Tidar, memaksimalkan bank sampah, dan pengolahan limbah.
“Kami juga berharap dinas-dinas yang banyak menghasilkan sampah bisa melakukan pengolahan dengan baik. Misalnya pasar di bawah Disperindag bisa memaksimalkan lagi pengolahan sampahnya, sehingga sampah benar-benar bisa kita kelola dengan baik,” paparnya.
Pengolahan sampah menjadi benda bernilai ekonomis, katanya, juga terus ditingkatkan. Masyarakat bisa mendaur ulang sampah menjadi kerajinan, kemudian dijual dan menambah penghasilan keluarga.
“Semua elemen harus nyengkuyung bersama-sama agar lingkungan di Kota Magelang senantiasa lestari, hijau, dan bersih,” ungkapnya. (wid)