MAGELANGEKSPRES.MAGELANG – Kodim 0705/Magelang di bawah kepemimpinan Letnan Kolonel Arm Rohmadi, mengundang tokoh agama, masyarakat, hingga kalangan pers untuk bersama-sama bersinergi. Hal itu sebagai upaya semua pihak untuk memerangi berita bohong atau hoaks yang sangat meresahkan.
”Untuk itu, pemberitaan yang baik harus sesuai dengan kondisi real di lapangan. Yang jelas, hubungan antara prajurit TNI dan rekan-rekan wartawan harus senantiasa kompak,” kata Komandan Kodim (Dandim) 0705/Magelang, Letkol Arm Rohmadi, di Aula Prajurit, Senin (12/4).
Ia menjelaskan, Mabes TNI selalu menjaga sinergitas dengan media. Sebab, hal tersebut juga menjadi kunci dalam menjaga NKRI, karena dengan cara itulah solusinya bisa menjaga Bhineka Tunggal Ika.
”TNI juga tidak alergi apabila dikritik kalau memang kritik itu untuk membangun. Oleh sebab itu, tugas TNI dan Polri sangat penting dalam menjaga NKRI ditambah juga dengan rekan-rekan wartawan, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan semuanya,” jelasnya.
Selain Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota dan Kabupaten Magelang, turut hadir pula pada kesempatan itu antara lain Paguyuban Kepala Desa se-Kabupaten Magelang, MUI Kota dan Kabupaten Magelang, organisasi keagamaan, tokoh agama, dan lainnya.
Rohmadi menuturkan, salah satu upaya pemecah belah persatuan dan kesatuan adalah maraknya berita bohong atau hoaks. Menurutnya, wartawan punya andil besar untuk memerangi berita-berita yang meresahkan itu.
Baca Juga
Perpustakaan SMKN 2 Magelang Raih Penilaian Akreditasi A
”Sinergi ini akan mampu mencegah berita hoaks yang tidak sesuai dan tidak kita inginkan. Kami ingin, dengan wartawan, para Kades, tokoh agama, dan masyarakat di Kota dan Kabupaten Magelang mampu berkolaborasi dengan cara-cara positif,” ujarnya.
Ketua PWI Kota Magelang, Wiwid Arif menyebutkan sinergitas antara wartawan dan TNI sudah sangat terjalin akrab selama ini. Jika ada kegiatan wartawan, maka TNI adalah lembaga yang senantiasa membantunya.
”Demikian halnya dengan wartawan, ketika dibutuhkan TNI, kita selalu hadir,” ucapnya.
Ia menjelaskan, istilah hoaks yang menjadi musuh bersama, memang bukan perkara yang baru saja terjadi. Sejarahnya, hoaks sudah eksis sejak masa perang dunia kedua atau bahkan saat peradaban Romawi dan Yunani.
”Sekarang hoaks itu berkamuflase dengan memanfaatkan media sosial sebagai media mereka. Untuk membendungnya, dibutuhkan kemampuan dan pengetahuan yang kita dapat dari literasi,” katanya.
Dengan penguasaan pengetahuan, maka akan sangat sulit hoaks dapat memengaruhi individu. PWI Kota Magelang pun, kata dia, siap memberikan pelatihan ataupun diskusi dengan aparat TNI, terkait tugas-tugas jurnalistik.
”Demi mencegah maraknya hoaks kita perlu ilmu yang paling mendasar. Kami siap bila diminta kerja sama, meskipun hanya sekadar diskusi mengenai tugas kejurnalistikan,” pungkasnya. (wid)