MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO– Tim SAR gabungan masih terus berupaya mencari penambang pasir yang hanyut di Sungai Galuh pada Rabu (17/2) lalu. Pencarian korban Komarun (55) warga Desa Maduretno akan dihentikan pada hari ke 7.
“Tim gabungan masih menyisir Sungai Galuh pada hari kelima ini. Namun belum ditemukan. Sehingga operasi akan dilanjutkan besok,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonosobo, Zulfa Akhsan Alim Kurniawan saat dikonfirmasi, Minggu (21/2).
Menurutnya, operasi pencarian penambang pasir yang diduga hanyut ini akan dilakukan sampai hari ke 7. Apabila korban tetap tidak ditemukan sampai hari terakhir pencarian, maka dengan terpaksa operasi ini akan dihentikan.
“Operasi ini rencananya maksimal akan kita lakukan sampai 7 hari. Kami berharap korban bisa segera ditemukan,” bebernya.
Menurutnya, pencarian hari kelima ini masih dilakukan oleh ratusan personil gabungan dari TNI, Polri, BPBD, gabungan relawan dan sejumlah warga. Ratusan personil dibagi menjadi beberapa tim untuk menyisir dari lokasi kejadian sampai aliran Sungai Serayu.
Baca Juga
Darurat, Bendungan Kedung Gupit Butuh Penanganan
“Lokasi pencarian masih sama. Setiap tim kita bagi lokasi pencariannya agar bisa lebih efektif,” jelasnya.
Sementara itu, Camat Kalikajar, Bambang Tri mengungkapkan, berdasarkan laporan dari para personil di posko, cuaca dan derasnya aliran sungai menyulitkan para personil dalam melakukan pencarian. Sehingga para tim SAR gabungan harus berhati-hati.
“Kita dapat bantuan dari BPBD dan relawan dari Banjarnegara, sehingga pencarian dibagi menjadi dua. Tim SAR dari Wonosobo mencari di wilayah Wonosobo. Sementara tim SAR dari Banjarnegara fokus di wilayah Banjarnegara,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang penambang pasir dilaporkan hilang pada saat menambang pasir di Sungai Galuh, Desa Maduretno, Kalikajar pada Rabu lalu. Korban bernama Komarun (55) diduga hanyut pada saat menambang pasir di Sungai Galuh. ( gus)